Tim Transisi Kemenpora Akan Menggelar Kompetisi Sepak Bola Tahun Ini

Tim Transisi Kemenpora Akan Menggelar Kompetisi Sepak Bola Tahun Ini

TerasJatim.com, Surabaya – Tanda-tanda bakal adanya dualisme kompetisi sepak bola, sudah mulai terlihat. Hal ini tergambar dari adanya niat  Tim Transisi bentukan Kemenpora untuk menggelar kompetisi pada tahun ini.

Padahal sebelumnya, PSSI juga ingin menggulirkan kembali kompetisi ISL setelah adanya keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi dari Kemenpora.

Sebanyak 40 klub hadir dalam pertemuan yang digagas oleh Tim Transisi Kemenpora. Satu-satunya klub Indonesia Super League (ISL) yang hadir adalah Semen Padang.

Anggota Tim Transisi, Cheppy T. Wartono, mengungkapkan, rencananya kompetisi tersebut akan digulirkan pada bulan Agustus 2016 hingga Mei 2017.

Dan mulai saat ini hingga tiga bulan ke depan, adalah masa pendaftaran bagi klub untuk mengikuti kompetisi ini. Pendaftaran tidak hanya untuk klub, namun juga untuk operator kompetisi.

Semua pendaftar selanjutnya akan diverifikasi dan diperkirakan tuntas pada bulan Juni nanti.

“Siapapun klub boleh mendaftar, asalkan memenuhi lima aspek syarat sesuai Undang-Undang RI, dan lima aspek lisensi klub profesional FIFA dan AFC. Semua syarat itu harus dipenuhi dalam tiga bulan, jika kesulitan kami akan asistensi,” kata Cheppy, usai pertemuan tersebut.

Aspek persyaratan yang harus dipenuhi di antaranya adalah semua klub harus mengasuransikan semua pemainnya. Selain itu, harus membayar pajak serta setiap klub tidak boleh berpindah-pindah markas. Minimal, klub harus mengontrak stadion sebagai markas home mereka selama tiga tahun.

“Klub harus bisa bertanding dimana klub itu berasal. Kami ingin masyarakat juga menikmati pertandingan ini. Tidak seperti dulu. Misalnya, namanya Persitara tetapi mainnya di Bekasi,” tuturnya.

Lanjut Cheppy, sementara untuk tahun pertama kompetisi ini hanya akan ada satu kasta yang dibagi dua wilayah yaitu barat dan timur.

Baru pada musim 2017 nanti akan dibagi kastanya, untuk level teratas ada 14 atau 16 klub. Sedangkan untuk level di bawahnya akan dilihat dari jumlah klubnya nanti.

Dalam kompetisi ini, nantinya setiap klub peserta yang berada pada kasta tertinggi akan mendapatkan bapak angkat dari BUMN maupun perusahaan swasta yang tertarik mengelola klub.

“Saat ini sudah banyak yang berminat,” kata pria yang juga seorang politisi itu.

Cheppy mengaku selama ini banyak BUMN maupun perusahaan swasta yang ingin mendukung persepakbolaan nasional. Hanya saja, masih terkendala masalah transparansi.

Dengan adanya blue print persepakbolaan yang dimiliki saat ini, pihaknya optimistis ada sinergi antara perusahaan dengan klub. (TJ dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim