Petrus Narkoba

Petrus Narkoba
ilustrasi

TerasJatim.com – Pada akhir tahun 2015 lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) pernah mengungkapkan, bahwa Indonesia sedang dalam darurat narkotika dan obat-obatan (Narkoba). Saat itu terdapat 4,030 juta orang pengguna, sementara angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba tercatat dikisaran 30-50 orang setiap hari.

Publik meyakini, bahwa Indonesia serius memberantas peredaran narkoba yang makin merajalela. Saking seriusnya, para pengedarnya satu per satu dieksekusi mati.

Sepanjang tahun 2015, Pemerintah Indonesia telah menggelar eksekusi mati sebanyak 2 gelombang. Kebanyakan dari para terpidana mati kasus narkoba itu merupakan warga negara asing. Sementara yang lainnya masih menunggu waktu eksekusinya tiba.

Namun, upaya yang dianggap sebagian publik termasuk negara-negara lain terlalu keras dan diindikasikan melanggar HAM tersebut, rupanya bukan menjadikan mereka takut dan surut. Faktanya, hingga kini angka pengguna Narkoba di Indonesia bukannya berkurang, malah terus bertambah.

Itu berarti, stok barang yang dimiliki bandar narkoba masih aman-aman saja dan terus mengalir ke jaringan kemudian pengedar dan diterima pengguna. Bisa jadi kita beranggapan, bahwa bandar narkoba merasa “leluasa” mengedarkan narkoba di negara ini. Beberapa kota besar di Indonesia masih menjadi sasaran empuk para bandar narkoba untuk terus melebarkan jaringannya.

Selain itu, kini di beberapa daerah ada fenomena baru yang membuat kita menjadi lebih geregetan dengan mereka. Bagaimana tidak, jaringan dan bandar narkoba kini semakin menggila dengan membuat sebuah kampung komunitas khusus bagi pengguna barang haram tersebut. Mereka sengaja membuat “kampung surga” bagi para pengguna dan pecandunya untuk membeli dan sekaligus menikmati narkoba di sebuah tempat dan komunitas di tengah perkampungan yang mereka siapkan. Di tempat tersebut, mereka mempunyai penjaga sekaligus tenaga pengamanan agar tempat mereka tidak diusik oleh siapapun, termasuk aparat yang akan mengobok-obok kampung surganya.

Jika ada operasi penggerebekan, tak jarang mereka beramai-ramai melawan dengan segala cara termasuk memobilisasi kekuatan yang mereka miliki, dan tak jarang memanfaatkan keguyuban warga sekitar. Hal ini terbukti dengan kejadian beberapa hari lalu yang terjadi di Jakarta dan Sumatra Utara. Bahkan dalam kejadian tersebut, dua orang polisi meniinggal dan beberapa lainnya terluka karena dikeroyok oleh jaringan mereka.

Mungkin saking gemasnya, tak heran jika BNN kini melempar sebuah wacana yang sungguh sangat menarik untuk dikaji bersama. Kabarnya, menyikapi adanya bahaya narkoba yang tengah menggerogoti masa depan bangsa, BNN tengah menyiapkan sebuah tim khusus yang bertugas memburu gembong narkoba. Tim ini sebagai ‘Petrus’ atau penembak misterius, sebutan yang pernah marak dan dikenal di jaman Orde Baru dahulu.

Kabarnya lagi, pembentukan tim tersebut dikarenakan hukum di Indonesia dianggap masih kurang tegas dan cenderung loyo terhadap para gembong narkoba dan jaringannya.

Secara teknis, Petrus Narkoba bentukan BNN ini akan bergerak setelah mengantongi data dan identitas bandar atau pengedar narkoba hasil penyelidikan mendalam BNN. Tim khusus yang bertugas memburu gembong narkoba itu nantinya akan diisi oleh anggota polisi dan TNI yang memang dilatih untuk memburu dan menumpas musuh negara yang kali ini adalah para bandar dan gembong narkoba.

Bisa jadi, peredaran narkoba yang sudah memasuki fase darurat tersebut, menjadikan mereka adalah musuh bersama, selain kelompok teroris dan kejahatan korupsi.

Saya berpendapat, rencana penyiapan tim petrus narkoba ini nantinya akan menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Tapi yang pasti, kejahatan narkoba dan yang lain yang dianggap sebagai musuh negara, memang seharusnya dilawan dengan cara-cara yang ekstra dan di luar kebiasaan. Karena pada dasarnya kejahatan dan tindakan mereka termasuk extra ordinary.

Kita tentu berharap, jika tim Petrus Narkoba bentukan BNN nanti memang ada dan resmi beroperasi, seharusnya bisa mengeliminir segala bentuk peredaran narkoba. Selain itu, seluruh tindakan tim ini diharapkan tetap dalam koridor hukum Indonesia dan tidak menabrak aturan yang ada.

Bisa jadi, jika Tim Petrus Narkoba ini nanti berhasil, alangkah indahnya kalau nanti juga ada Tim Petrus Teroris dan Tim Petrus Koruptor.

Salam Kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim