Lapas Kelas I Lowokwaru Malang Kekurangan Petugas

Lapas Kelas I Lowokwaru Malang Kekurangan Petugas

TerasJatim.com, Malang – Pasca serangan terorisme di Jl Thamrin Jakarta beberapa hari yang lalu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di berbagai daerah menyiagakan seluruh jajaran menurut standar operasional siaga 1. Termasuk Lapas Kelas I Lowokwaru Malang.

Kepala Lapas Kelas I Lowokwaru, Krismono Bc IP SH, kepada TerasJatim.com menjelaskan, kesiagaan tersebut dilakukan dalam berbagai hal. Termasuk semakin memperketat pejagaan pada keluar masuknya seluruh orang ke dalam Lapas. Baik itu pegawai lapas sendiri, maupun orang yang berkunjung. Seperti memeriksa secara ketat barang bawaan, bahkan tubuh seluruh orang yang memasuki Lapas.

“Kami telah mempunyai banyak pengalaman untuk semakin memperketat penjagaan ini. Apalagi pada 2014 lalu, Lapas Lowokwaru sempat menjadi tempat penahanan 9 terpidana kasus terorisme,” katanya.

Ditambahkan, untuk sekarang napi kasus terorisme sudah tidak ada di Lapas Lowokwaru. Kesembilan napi teroris sudah dipindahkan ke 5 penjara lainnya di wilayah Jawa Timur, paska keributan di lapas saat itu.

Personil penjaga juga telah ditambah menjadi 159 orang. Di tiap pos atau titik penjagaan disiapkan satu regu penjaga yang terdiri dari 14 sipir penjaga. Namun penjagaan ketat ini juga dilakukan semakin ketat, menyusul kejadian ditemukannya 15 narapidana yang positif menggunakan pil koplo pada penggeledahan mendadak akhir pekan lalu.

“Hal itu sangat mengejutkan, ternyata di dalam lapas masih banyak yang melakukan pelanggaran. Namun saat penggeledahan itu kami tidak menemukan narkoba. Hanya saat dijalankan pemeriksaan tahap test urine, dari 62 napi yang dites terdapat 15 napi terbukti menggunakan barang terlarang,” lanjut Krismono.

lapas lowokwaru2

Hal tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi yang sangat besar bagi dirinya dan seluruh jajaran lapas. Setelah diselidiki lebih lanjut, pil koplo yang dikonsumsi napi di dalam lapas didistribusikan dengan cara dilempar dari luar dan dilakukan pada waktu subuh.

“Nyatanya ini memang sering terjadi. Ada yang memakai bola tenis dilempar dari luar ke dalam, ada yang memakai bungkusan plastik. Dan yang saat ini semakin banyak adalah penyelundupan barang terlarang melalui makanan seperti buah ataupun permen,” jelasnya.

Selain penggeledahan dengan tujuan memberantas peredaran narkoba dalam lapas, tugas satuan keamanan juga akan difokuskan pada pencarian atau pemeriksaan bermacam benda tajam yang dibuat dari alat sederhana, seperti pisau dari kayu atau dari sikat gigi. Pasalnya jika dipakai untuk menusuk, kedua benda tersebut terbilang efektif.

Maka dari itu, demi meningkatkan ketertiban dan pengamanan, Lapas Lowokwaru membentuk Satgas Kamtibmas.

Krismono menjelaskan, sebanyak 48 petugas dari anggota LP dikukuhkan di Kanwil Jatim, dan langsung bertugas menggeledah serta membantu membuat suasana kondusif di wilayah Lapas.

“Di wilayah Korwil Malang, meliputi Probolinggo, Lumajang dan Pasuruan, total ada 104 Satgas yang siap bertugas,” imbuhnya.

Jika melihat jumlah narapidana di Lapas Lowokwaru yang berjumlah 1.862 orang, dimana sesuai kapasitas lapas Lowokwaru yang idealnya menampung sejumlah 936 orang ini, sudah bisa dikatakan over capacity. Ditambah lagi dengan total petugas lapas yang berjumlah 159 orang, sehingga lapas Lowokwaru memang harus memaksimalkan kualitas sumberdaya manusia sebaik baiknya, untuk menghindarkan hal hal yang tidak diinginkan (Dim/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim