Kebiasaan Warga Tionghoa Dalam Menyambut Imlek

Kebiasaan Warga Tionghoa Dalam Menyambut Imlek

TerasJatim.com, Surabaya – Imlek merupakan perayaan tahun baru seperti halnya pada perayaan tahun baru masehi atau tahun baru hijriah dalam umat Islam.

Tahun baru untuk warga Tionghoa ini dirayakan setiap tahunnya, berdasarkan perhitungan kalender tahun China.

Pada perayaan ini banyak sekali tradisi yang dilakukan oleh orang-orang keturunan Tionghoa. Biasanya mereka melakukan perayaan di rumah kerabat, di restauran, di kelenteng atau yang lebih meriah di tempat-tempat keramaian.

Setiap tradisi tersebut sebenarnya memiliki makna tersendiri dan tidak sekedar memeriahkan saja.

Apa saja tradisi pada perayaan Imlek yang dilakukan orang-orang Tionghoa ? Dilansir dari InfoBandung, berikut tradisinya :

1. Membersihkan dan Mendekorasi Ulang Rumah/Tempat Tinggal

Dalam tradisi turun temurun orang Tionghoa, mendekati Imlek mereka harus membersihkan rumah.

Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan hal-hal buruk di dalam rumah untuk persiapan menerima keberuntungan pada tahun baru Imlek. Biasanya mereka juga mendekorasi ulang rumah dengan mengecat rumah, menata ulang perabotan.

Mereka juga membuat kertas bertuliskan kalimat bijak atau doa yang ditempelkan pada setiap bagian rumah. Dekorasi rumah yang biasanya mereka lakukan juga menambahkan aksen warna merah, dan lampion yang melambangkan sejahtera, keberuntungan dan kekuatan.

2. Pakaian dan Sepatu Baru

Tahun baru harus dimulai dengan sesuatu yang baru.

Dalam perayaan Imlek, terdapat tradisi membeli pakaian atau sepatu baru yang berwarna merah.

Mereka akan menggunakan pakaian tersebut pada saat Imlek tiba. Artinya, orang Tionghoa sangat percaya bahwa penampilan baru dan sikap yang baru serta optimis akan penting dalam mencapai masa depan.

Mereka memiliki harapan bahwa masa depan mereka akan selalu dalam kemakmuran dan selalu terang.

3. Makanan Khas Imlek

Warga Tionghoa biasanya menyiapkan makanan khas yang disesuaikan dengan jumlah shio dalam China yaitu sebanyak 12 jenis.

Misalnya ada 12 jenis masakan, 12 jenis kue dan lain-lain. Bahkan makanan-makanan tersebut memiliki arti tersendiri. Seperti lapis legit berarti rezeki yang berlapis-lapis, ikan lambing unsur air, bebak dan ayam utuh sebagai simbol unsur udara yaitu sebagai lambing kehidupan.

Ada juga siu me yaitu lambang umur yang panjang dan kemakmuran hidup.

4. Pantang Makan Bubur dan Membalik Ikan

Bubur oleh orang Tionghoa dianggap sebagai lambang kemiskinan. Sehingga mereka pantang makan bubur pada saat Imlek tiba.

Selain itu mereka juga memiliki pantangan lain seperti dilarang membalik ikan. Artinya saat makan ikan, harus pada salah satu sisinya saja, tidak boleh dibalik untuk mengambil bagian lain. Bagian lain akan disimpan atau dipertahankan.

Ikan juga tidak boleh habis pada hari itu, namun harus disisakan untuk acara keesokan harinya.

Makna pantangan ini adalah untuk menjaga nilai surplus pada tahun berikutnya.

5. Melunasi atau Mengurangi Utang

Warga Tionghoa akan segera melunasi atau membayar hutang mereka sebelum tahun baru tiba agar tahun depan tidak ada beban hutang.

6. Barongsai atau Liong Naga

Barongsai atau Liong Naga adalah perayaan wajib saat Imlek. Bisanya perayaan ini diadakan di tempat keramaian yang bisa dililhat banyak orang. Perayaan ini merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan dan membawa hoki tersendiri bagi warga Tionghoa.

7. Angpao

Angpao disini berupa bingkisan dalam sebuah amplop merah dan berisi sejumlah uang. Harapannya, agar dapat membawa kegembiraan dan semangat hidup yang akan membawa nasib menjadi lebih baik.

(TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim