Data Korban DBD di Jombang Masih Simpang Siur

Data Korban DBD di Jombang Masih Simpang Siur
Syafiq (6), salah satu pasien DBD di RSNU Jombang

TerasJatim.Com, Jombang – Simpang siur data warga Jombang yang terjangkit virus demam berdarah dengue (DBD) hingga Rabu petang (03/02), belum menemui titik akhir.

Data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang juga belum final. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Jawa Timur, Mas Imam Ali Affandi, kepada TerasJatim.com, mengungkapkan, berdasarkan verifikasi sementara, data pasien dengan diagnosa DBD dari 7 rumah sakit di Jombang dan 1 rumah sakit di Kabupaten Mojokerto sepanjang bulan Januari adalah 250 orang.

“Laporan yang kami terima jumlahnya 466 kasus, mulai dari yang suspect, DF serta DHF atau DBD. Setelah diverifikasi jumlahnya ketemu 250 orang yang positif DBD,” kata Mas Imam Ali Affandi, usai bertemu dengan para Pimpinan Rumah Sakit, Puskesmas serta Klinik di Jombang.

Dari jumlah 250 orang yang positif terkena DBD tersebut, kata Mas Imam, jumlah korban yang meninggal dunia 8 orang. “Yang meninggal delapan orang. Data itu dari tujuh rumah sakit yang sudah kami klarifikasi,” jelasnya.

Tujuh rumah sakit dimaksud, adalah enam rumah sakit di Jombang serta satu rumah sakit di Mojokerto. Enam rumah sakit di Jombang itu adalah RSUD Jombang, RS Muhammadiyah, serta RS Pelengkap dan Rumah Sakit Islam (RSI) Jombang. Berikutnya RS Muslimat dan RSK Mojowarno. Sedangkan, satu rumah sakit di Mojokerto adalah RSI Sakinah.

Mas Imam Ali Affandi mengakui, data jumlah korban DBD di Jombang para periode bulan Januari masih bisa berubah. Pihaknya masih melakukan verifikasi data laporan pasien DBD dari 6 rumah sakit serta 14 Puskesmas dan sejumlah klinik rawat inap.

Verifikasi data dan klarifikasi dari Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU), RS dr. Moerdjito, RS Al Aziz, RS Airlangga, serta RSUD Ploso dan RS UNIPDU Medika, berpotensi merubah data jumlah korban DBD di Jombang selama bulan Januari.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang, Hamid Bisri, mengungkapkan, sepanjang Januari 2015, pihaknya menangani 55 pasien dengan diagnosa DBD, 3 pasien suspect DBD serta 5 pasien dengan diagnosa Demam Dengue.

Dari 55 pasien DBD yang dirawat, 4 diantaranya dirujuk ke RSUD Jombang. “Ada empat pasien yang kami rujuk ke RSUD Jombang. Sebagian besar yang lain, Alhamdulillah pulang dalam keadaan sembuh,” ungkap Hamid Bisri.

RSKM Ralat Data Pasien DBD

Rumah Sakit Kristen Mojowarno (RSKM) Jombang, meralat jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sempat dirawat di rumah sakit itu.

Dua orang yang sebelumnya dilaporkan meninggal dunia, dinyatakan bukan karena DBD. “Setelah kami cek kembali, yang memenuhi kriteria DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) atau DBD hanya 35 orang dan sisanya suspect atau terduga DF (Dengue Fever),” kata Direktur RSK Mojowarno Prijambodo Tjatur Adi, Rabu (03/02).

Sebelumnya, Kepala Bagian Umum RSKM, Sunu Hastuti menyebutkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut dengan status DHF (DBD) sebanyak 215 orang.

Di Jombang Jawa Timur, sejak Selasa (02/02) terjadi perdebatan terkait dengan data jumlah korban serangan nyamuk demam berdarah.

Data dari sejumlah rumah sakit menyebutkan, jumlah korban DBD di Jombang lebih dari 400 orang. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan hanya menyebutkan 235 orang.

Untuk mengakhiri polemik data korban DBD tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sejak kemarin melakukan verifikasi dan klarifikasi data yang dilaporkan oleh 14 Puskemas, 12 Rumah sakit serta sejumlah klinik rawat inap. (MSi/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim