Di Tengah Pandemi Covid-19, Petani di Siser Laren Lamongan Bisa Tersenyum

Di Tengah Pandemi Covid-19, Petani di Siser Laren Lamongan Bisa Tersenyum

TerasJatim.com, Lamongan – Meski di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, tampaknya tidak mempengaruhi semangat bagi para petani di Desa Siser Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Jatim.

Pasalnya, wilayah desa yang berada di sekitar pinggir sungai Bengawan Solo ini terbentang sawah yang luas dan subur. Ada sekitar 200 Ha luas sawah yang kini ditanami padi dan tumbuh subur, seperti jenis padi 32, 42, Pajajaran dan masih banyak lagi lainnya yang memiliki kualitas baik, yang dalam waktu 2 minggu ke depan bisa dipanen.

Hal ini ditunjang dengan wilayah yang memiliki pengairan bagus serta sumber daya manusianya yang cukup handal.

Apalagi semenjak mereka mendapatkan bantuan Langsung dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) berupa Wakaf Tunai dari para donatur senilai Rp26 juta lebih yang digunakan untuk pembelian pupuk.

Menurut Munawar (52), Ketua Kelompok Tani Bangkit, dengan bantuan wakaf ini pihaknya mampu memenuhi kebutuhan pupuk untuk lahan area pertanian yang ada hingga 19 HA. Ini sangat membantu bagi para anggotanya, karena dampaknya sangat postif.

“Sebelumnya tidak ada bantuan. Maka kami selalu terjebak dengan hutang dan untuk mengembalikannya harus dengan bunga yang cukup lumayan besar kepada koperasi swasta atau rentenir,” jelas Munawar.

Bahkan, lanjut Munawar, sampai-sampai ada anggotanya yang harus menjual aset mereka, seperti motor atau barang yang dimilikinya sebagai upaya untuk bisa membayar hutangnya.

Faktanya, hingga saat ini keberadaan rentenir yang berkedok koperasi swasta ini masih bergentayangan di sekitar desa mereka, dan masih terus merayu agar para petani mau memanfaatkan pinjaman yang ditawarkanya.

Munawar berharap agar bantuan wakaf tunai ini tidak berhenti sampai di sini saja. Artinya agar ACT mau mengajak para muwakifnya untuk bisa menyalurkan lebih banyak lagi bantuan wakafnya. Karena jika ada hama, biasanya penanaman padi harus diulang lagi dan ini tentu membutuhkan pupuk lagi. Padahal panen saja belum, takutnya nanti para petani terjebak dengan cara berhutang lagi.

“Saya berharap ACT menyampaikan ke para donaturnya untuk mau meningkatkan lagi jumlah wakaf bantuan tunainya, agar petani di sini benar-benar terlepas dari hutang para rentenir atau koperasi swasta di sini.” ungkap Munawar sambil berharap.

Sementara bantuan wakaf tunai yang diterima mereka saat ini baru mampu mengcover kebutuhan pupuk di sawah seluas 19 Ha saja. Padahal total keseluruhannya ada 200 Ha. Hal ini tentu masih membutuhkan susbsidi tambahan agar para petani yang belum mendapatkan bantuan juga turut merasakannya. Sehingga bisa terlepas dari para rentenir atau tengkulak yang seakan-akan membantu, tapi dampaknya justru menjerumuskan mereka dari riba.

“Sudah mengikat tidak mampu meningkatkan hasil pendapatan gak berkah lagi,” tegas Munawar.

Menyikapi hal ini, Dipohadi (42), Implementator Program ACT mengajak para donatur (Muwakif) untuk terus meningkatkan bantuan wakaf tunainya melalui Program Kredit Modal Usaha Kecil yang digulirkan ACT, dengan mentransfer bantuan melalui rekening Wakaf ACT atas nama Yayasan Global Wakaf di BNI Syariah #101 0000 262.

“Semoga bantuan ini bisa menjadi manfaat bagi para pewakif dan juga para petani yang ada di mana saja sehingga hasil panennya lebih berkah dan bermanfaat lahir dan batin. (Bas/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim