Tragis, Sehari 3 Warga di Bojonegoro Tewas Bunuh Diri

Tragis, Sehari 3 Warga di Bojonegoro Tewas Bunuh Diri

TerasJatim.com, Bojonegoro – Tragis, dalam sehari, sejak pagi hingga malam pada Sabtu (17/03), di Kabupaten Bojonegoro telah terjadi tiga peristiwa bunuh diri dengan cara kendat,

Berdasar informasi yang berhasil dihimpun TetasJatim.com, para pelaku gantung diri tersebut diketahui berlatar belakang ekonomi bawah. Kabarnya para korban lelaku kendat itu hidup “termarginalkan” dan luput dari kata sejahtera.

Peristiwa kendat pertama, terjadi pada Sabtu (17/03) sekira pukul 06.10 WIB pagi, Sampi (85), warga Dusun Piji Desa Sumberjo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, ditemukan meninggal dunia gantung diri menggunakan seutas tali kain yang menjerat leher, yang dikaitkan dengan pegangan pintu.

Peristiwa kedua, Wardi (57), warga Desa Sugihwaras Kecamatan Ngraho, juga ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di belandar (pilar kerangka) kamar miliknya pada pukul 11.45 WIB dengan menggunakan seutas tali plastik yang menjerat lehernya.

Kedua pelaku yang mengakhiri hidupnya dengan cara kendat itu diduga kuat frustrasi akibat penyakit yang telah lama dideritanya tak kunjung sembuh. Sementara untuk biaya pengobatan juga sulit didapat karena himpitan ekonomi.

Selanjutnya, di ujung timur tepatnya di Kecamatan Kepohbaru, Sukadi (60) warga Dusun Tulung, Desa Karangan, juga ditemukan tewas lantaran nekat kendat di belandar rumahnya pada Sabtu (17/03) malam, sekira pukul 19.30 WIB. Korban pertama kali diketahui oleh anaknya sepulang dari mengambil perontok padi.

Berdasar keterangan pihak kepolisian sesuai pemeriksaan tim medis, ketiga korban dinyatakan meninggal dunia lantaran murni bunuh diri dengan cara kendat. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya bekas penganiayan di ketiga jasad korban di tiga kecamatan berbeda tersebut.

Menyikapi peristiwa tragis itu, salah satu aktifis sosial, Muhamad Nastain berpendapat, fenomena bunuh diri dengan caa kendat yang sejatinya sudah banyak terjadi di bumi yang dikenal sebagai ladang minyak dan gas nasional itu, akibat adanya kesenjangan, baik sosial maupun ekonomi sebagai pemicunya.

“Tekanan ekonomi rumah tangga salah satu faktor yang menjadi penyebab banyaknya kasus gantung diri. Karena tekanan ekonomi termasuk kesulitan biaya pengobatan itu menjadikan mereka cekak nalar hingga pelampiasannya ya nekat bunuh diri,” ujarnya kepada TerasJatim.com, Senin
(19/03).

Selain itu, menurut ketua LSM LIN Bojonegoro ini menyebut, kondisi kejiwaan, pola pikir yang sempit dengan berbagai persoalan sosial yang dihadapi acapkali berakibat korban tak bisa berpikir jernih dan mengambil solusi pintas yakni gantung diri

Dikatakannya, pemerintah mesti mengambil tanggung jawab dengan cara memberikan pemahaman dan pencegahan dini terhadap persoalan tersebut. Perlu agenda besar dan menjadi skala prioritas, agar masyarakat paham bahwa segala masalah itu pasti ada pemecahannya.

“Pemerintah jangan diam saja, seharusnya membuka biro atau jasa konseling terkait persoalan di tengah masyarakat yang memang butuh pencerahan kejiwaan. Tentu saja, dalam hal ini Pemkab Bojonegoro wajib peka terhadap kondisi sosial dan pemerataan kesejahteraan warga yang hingga kini masih senjang menganga,” pungkasnya. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim