Saldo Kartu Kosong, Lansia dan Anak Yatim di Lamongan 2 Kali Tak Bisa Ambil BPNT

Saldo Kartu Kosong, Lansia dan Anak Yatim di Lamongan 2 Kali Tak Bisa Ambil BPNT

TerasJatim.com, Lamongan – Ratusan keluarga di Desa Kradenan, Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Jatim, menerima bantuan bahan pokok dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang turun pada pertengahan bulan Juli ini.

Meski banyak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mengaku puas dengan kualitas dan bobot barang yang diberikan, namun ada pula yang merasa kecewa dan pulang dengan tangan kosong.

Persoalan itu disebabkan lantaran kartu yang dipegang oleh KPM yang digunakan untuk mengambil bantuan tidak bisa digunakan alias saldo kosong. Sehingga warga yang berharap merasakan manfaat bantuan itu, terpaksa harus gigit jari.

Ironisnya, hal itu banyak dirasakan oleh warga yang tergolong lanjut usia (lansia) dan anak yatim piatu.

“Sangat kecewa. Karena sudah 2 kali ini gak bisa ambil. Katanya saldonya kosong,” kata Sumarli, salah satu warga, yang mengaku hendak mengambilkan jatah bantuan milik seorang lansia, Kasmini, dan seorang anak yatim, Kevin, Senin (20/07/20).

“Kalau konfirmasi ke bank belum pernah. Tapi kami sudah pernah tanyakan ke pendamping PKH. Katanya ada pengurangan dan kita disuruh sabar. Tapi kalau yang dikurangi ini lansia dan anak yatim kan kasihan. Berarti gak tepat tepat sasaran,” lanjutnya.

Ungkapan yang sama juga dikatakan oleh Suminten, yang juga mengaku kecewa, lantaran sudah rela berjalan kaki jauh-jauh dari rumahnya hanya demi mendapatkan bantuan dari pemerintah tersebut. “Yang lain bisa, kenapa saya kok gak bisa. Padahal saya butuh bantuan itu,” keluhnya.

Sementara itu, menurut salah satu pemilik kios atau agen penyalur BPNT di Desa Kradenan, Yuni Parwati, menjelaskan, jika persoalan ini sudah dirasakan sejak 2 kali pengambilan yakni pada bulan Juni lalu dan Juli ini. Dirinya mengatakan, jika sejauh ini belum ada solusi apapun dari pihak pemerintah maupun bank terkait.

“Yang ambil di saya ada 160 KPM. Sedangkan yang 2 bulan ini gak bisa ngambil ada 10 KPM. Dan rata-rata lansia dan anak yatim,” katanya.

Disinggung terkait jumlah barang yang diberikan, Yuni menjawab, jika warga merasa puas. “Alhamdulillah, warga tadi puas. Dan tadi kita juga timbang bersama-sama berasnya dan beratnya rata-rata malah lebih dari berat sebenarnya yakni 14 kilogram,” tandasnya.

Dengan adanya hal tersebut, Yuni dan warga berharap agar pemerintah secepatnya memecahkan persoalan terkait pengurangan bantuan tersebut. Mengingat bantuan bahan makanan yang bernilai total sebesar Rp200 ribu per KPM itu, sangat dibutuhkan warga yang berhak menerimanya. (Def/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim