Petani Cabai di Bojonegoro Raup Berkah, Petani Tembakau Penuh Harap

Petani Cabai di Bojonegoro Raup Berkah, Petani Tembakau Penuh Harap

TerasJatim.com, Bojonegoro – Memasuki musim kemarau, harga cabai di Kabupaten Bojonegoro Jatim, mulai merangkak naik sejak akhir Juni lalu. Dari harga sebelumnya Rp30 ribu/kg, kini tembus menjadi Rp50 ribu/kg.

Muslimin (32), pedagang sayur warga Kecamatan Purwosari Bojonegoro mengatakan, kenaikan harga cabai ini dikarenakan minimnya produksi buah pedas tersebut di tingkat petani akibat kurang air di lahan.

“Kan kemarau, rata-rata petani kesulitan urusan mengairi tanaman cabainya. Cabai itu butuh air teratur di tanah yang tidak becek,” ujarnya kepada TerasJatim.com, Kamis (18/07/19).

Setahu dia, lokasi penghasil cabai di Bojonegoro tahun ini adalah Kecamatan Ngasem, Sugihwaras, Kedungadem, Sukosewu, Kanor dan beberapa daerah genengan (dataran tinggi, Red) tepi hutan.

“Di daerah petani tembakau, setahu saya di daerah itu pula ada yang menanam cabai. Kalau di Ngasem yang cabainya bagus itu di Desa Setren. Di sana cabai dari petani rata-rata Rp50 ribu, beda lagi kalau sudah di pasar dan pengecer,” imbuh pria berkacamata ini.

Selain menjadi berkah bagi para penanamnya, bagusnya harga cabai ini ternyata juga menjadi kabar baik untuk petani tembakau. Pasalnya, seperti sebelum-sebelumnya, bila cabai mahal bisa diharapkan harga tembakau juga mahal.

“Biasanya ya gitu. Nek lombok regane larang, mbako yo melok larang. Itu bukan mitos, tetapi itu tanda-tanda alam yaitu faktor cuacanya baik dan akan membuat kualitas tembakau nanti bagus,” tukas Agus (40), petani tembakau warga Kecamatan Sumberejo.

Selain berharap harga hasil pertanian tinggi, pria yang juga pengurus Kelompok Tani ini berharap Pemkab Bojonegoro melalui dinas terkait untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Paling tidak, ada program yang tepat dan berkelanjutan dari pemerintah.

“Seingat saya saat kampanye Pilkada, pasangan Bupati dan Wabup yang sekarang memimpin Bojonegoro ini mengeluarkan kartu namanya KPM untuk peningkatan kesejahteraan petani. Tetapi sudah setahun mimpin, sepertinya KPM kok belum jalan ya?,”  tutur petani yang juga mantan aktivis itu bernada tanya (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim