Pendaftaran Tahap I Perangkat Desa di Bojonegoro, Banyak Peminat Sibuk Ngurus Administrasi

Pendaftaran Tahap I Perangkat Desa di Bojonegoro, Banyak Peminat Sibuk Ngurus Administrasi
Ilustrasi

TerasJatim.com, Bojonegoro – Geliat pengisian perangkat desa serentak se Kabupaten Bojonegoro Jatim, yang kini memasuki masa pendaftaran tahap I pertanggal 21 Agustus hingga 08 September yang akan datang, masih menjadi menjadi magnet bagi ribuan warga. Tak sedikit di antara mereka yang baru mulai mengurus persyaratan administrasi walaupun harus berlomba dengan waktu.

Bukan tanpa sebab para calon perangkat itu baru ‘tekrek-tekrek’ mengurus surat menyurat tersebut. Mereka beralasan, sebelumnya merasa was-was untuk mendaftar perangkat desa lantaran kawatir ada sekenario antara kades dan panitia ujian untuk mengegolkan calon yang dikehendaki seperti yang disinyalir terjadi pada pengisian perangkat sebelumnya.

“Awalnya memang ogah ikut nyalon perangkatan karena kawatir ada permainan seperti pengisian perangkat yang ujiannya di desa. Lha ini baru paham kalau ujiannya kolektif di kantor kecamatan, jadi ya berangkat,” ujar Mahbub (26) salah satu calon perangkat yang baru mulai mengurus persyaratan kepada TerasJatim.com, Jumat (25/08).

Senada, Zainul (34) dan beberapa calon lain yang sepemikiran dengannya hingga kini pun masih ketar-ketir adanya modus permainan kongkalikong tersebut. Namun menurutnya, dengan aturan yang diterapkan saat ini, paling tidak telah membuatnya agak yakin bila celah kecurangan itu minim walaupun tetap bisa terjadi.

“Beda dengan pengisian perangkat yang dahulu, semua kan desa yang ngatur. Sudah menjadi rahasia umum pengisian perangkat saat itu selalu disinyalir ada praktik kongkalikong antara calon, panitia dan kades, meski tak semua melakukan dan sulit dibuktikan secara hukum,” tukasnya.

Beberapa calon lain berharap, aturan yang diterapkan saat ini tidak dinodai dengan perilaku oknum yang tidak bertanggungjawab. Sebab walaupun tak yakin, dari berbagai informasi masih terdengar desas-desus soal kongkalikong antara calon perangkat dan oknum kepala desa atau pejabat dengan setor uang puluhan hingga ratusan juta sebagai mahar lolos menjadi perangkat desa dimaksud.

“Tapi itu masih katanya. Saya lebih melihat kalaupun itu terjadi paling cuma main untung-untungan saja. Kalau yang nyetor uang itu lulus ujian, uang didapat oleh oknum Kades atau pejabat, tapi kalau gagal ya uang dikembalikan lagi kepada calon. Kan enggak ada ruginya toh, istilahnya ‘asap asil’ main klaim saja,” imbuh pria yang saat ini berprofesi sebagai pengajar tersebut.

Seperti diketahui, ujian pengisian 1000 lebih lowongan perangkat desa dipastikan akan digelar serentak se-Kabupaten Bojonegoro pada 26 Oktober mendatang dengan diwarnai perdebatan antara eksekutif dan legislatif serta protes sejumlah Kades. Pun demikian dengan PNS Sekdes yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Pemkab setempat. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim