Nahkoda Belum Ditemukan, Basarnas Hentikan Pencarian Korban KMP Rafelia 2

Nahkoda Belum Ditemukan, Basarnas Hentikan Pencarian Korban KMP Rafelia 2
Brigjen Marinir Ivan Ahmad, Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas, di Posko Basarnas Banyuwangi Jawa Timur (Minggu petang 06/03)

TerasJatim.com, Banyuwangi – Basarnas mengumumkan telah menutup operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Rafelia 2 di selat Bali.

Penghentian operasi dilakukan sejak Minggu sore (06/03), menyusul ditemukannya satu lagi korban meninggal dunia.

Dengan bertambahnya satu korban yang berhasil ditemukan, jumlah penumpang baik yang selamat maupun yang meninggal dunia diklaim sudah sesuai dengan manifest, sehingga operasi pencarian ditutup.

Selain itu, penutupan dilakukan dengan pertimbangan hasil penyisiran yang dilakukan tim gabungan, yang terdiri Basarnas, TNI , Polri dan nelayan menyebutkan, bahwa seluruh bagian bangkai kapal sudah diperiksa, namun tidak ditemukan lagi adanya korban.

Bahkan saat ini kekuatan Basarnas, seperti kapal jelajah, kapal cepat dan dua helikoter sudah ditarik kembali ke kantor Basarnas.

Tidak hanya itu, personil Basarnas juga dipangkas, dari semula tim gabungan yang berjumlah 200 orang, kini tinggal sekitar 20 orang saja.

“Selanjutnya peran Basarnas akan dialihkan oleh pos SAR Jember dan Surabaya,”  ujar Brigjen Marinir Ivan Ahmad, selaku Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas, kepada TerasJatim.com di Posko Basarnas, Minggu malam (06/03).

Penutupan proses pencarian yang dilakukan Basarnas sangat disayangkan, karena korban meninggal dunia yang ditemukan terakhir ternyata salah satu warga Bali bernama I Gusti Made Suwena (57), dan bukan jasad nahkoda kapal seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sedangkan nahkoda kapal, Bambang S Adi hingga saat ini belum ditemukan.

Akibat Basarnas menghentikan proses pencarian korban disaat sang nahkoda kapal belum ditemukan, muncul berbagai dugaan, salah satunya nahkoda  kapal motor  Rafelia dua di duga masih hidup dan melarikan diri.

Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama mengatakan, ada beberapa kemungkinan tentang nahkoda kapal, yakni meninggal dunia namun jasadnya belum ditemukan. Kemungkinan berikutnya masih hidup namun belum ditemukan, atau dia sengaja melarikan diri, bahkan ada beberapa kemungkinan yang lain.

“Jika dia benar-benar meninggal dunia, mugkin jangka waktu 4 hingga 5 hari, jasadnya akan mengapung,” jelasnya.

Lanjut Kapolres Banyuwangi, semua informasi tentang nahkoda ditampung dan ditindaklanjuti untuk mencari keberadaannya.

Selain itu Kepolisian Banyuwangi juga terus mencari informasi kepada pihak keluarga nahkoda. Bahkan penyelaman dan pencarian akan di lakukan kembali di dalam bangkai kapal.

“Kabar yang katanya nahkoda ditemukan oleh Kapal Domar, setelah kita cek ternyata tidak benar,”, pungkasnya. (Irh/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim