Melambungnya Harga Bawang Putih di Pasaran Dianggap Tak Realistis

Melambungnya Harga Bawang Putih di Pasaran Dianggap Tak Realistis

TerasJatim.com, Surabaya – Melonjaknya harga bawang putih di pasaran yang menjapai lebih dari Rp.50 ribu per kilogram, dianggap tidak realistis bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, usai Talkshow Breakthrough Ideas, Innovation and Action For Better East Java by Nawa Bhakti Satya, di Dyandra Convention Center Surabaya, Kamis (06/05/20).

“Harga bawang putih yang semula Rp.28 ribu per kilogram, naik menjadi Rp.45 ribu sampai Rp.50 ribu per kilogram, pasca dihentikannya impor bawang putih dari China. Kami sudah sampaikan ke Bank Indonesia untuk diluruskan segera, karena sudah tidak realistis,” kata Emil.

Menurutnya, Pemprov Jatim saat ini mengambil langkah untuk mengatasi harga melonjak bawang putih. Salah satunya segera merilis stok-stok penyimpanan. “Memang impor untuk industri banyak di Januari. Ada juga untuk konsumsi, satu kali pengiriman di Januari,” tuturnya.

Emil memastikan, pihak Disperindag Jatim akan terus memantau harga komoditas bawang putih di 116 pasar tradisional di Jatim. Dari hasil pantauan Sejak Selasa (04/02/20), harga bawang putih naik signifikan dari Rp.28 ribu per kilogram menjadi Rp.46 ribu per kilogram.

“Untuk menutup kebutuhan bawang putih sebanyak 62.000 ton per tahun, Jatim selalu impor bawang putih dari China, sekarang tidak bisa pasca adanya virus corona. Sentra produksi bawang putih di Jatim tersebar di sejumlah daerah seperti Banyuwangi, Bondowoso, Malang, Batu, dan Probolinggo,” kata Kepala Disperindag Jatim, Drajat Irawan.

Saat ini, sambung Drajat, Pemprov Jatim masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat yang sedang menggelar rapat terbatas.

“Disperindag Pemprov juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Jatim untuk menghitung potensi produksi bawang putih lokal Jatim,” tandasnya. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim