Lebih Dari 7 Miliar Rupiah, Hasil Retribusi Pasar Banyuwangi Menguap
TerasJatim.com, Banyuwangi – DPRD Banyuwangi Jawa Timur menemukan adanya dugaan penyalahgunaan retribusi pasar tradisional yang dilakukan oleh oknum di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Banyuwangi, atau petugas pengelola pasar. Yang mengejutkan, jumlahnya mencapai 7 miliar lebih pertahun.
Temuan ini berdasarkan hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dilakukan Komisi III DPRD Banyuwangi ke sejumlah pasar di Banyuwangi.
Basuki Rahmat, Ketua Komisi III DPRD Banyuwangi kepada TerasJatim.com mengatakan, di lapangan dewan mendapati petugas menarik retribusi terhadap pedagang pasar diluar potensi.
Seperti pungutan perpanjangan kios atau lapak dan karcis pedagang tanpa lapak, yang dilakukan terhadap pedagang pasar subuh Banyuwangi dan Rogojampi.
Di pasar tersebut, setiap pedagang ditarik 5 hingga 10 ribu rupiah. Namun dana hasil tarikan itu tidak jelas larinya kemana, karena dari data potensi saja sudah memenuhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi.
Parahnya, saat wakil rakyat dari komisi III melakukan klarifikasi, petugas pasar justru berdalih mereka menggunakan sistem talangan.
Sistem talangan tersebut, yakni ketika retribusi pasar belum memenuhi target, maka akan diambilkan dari hasil tarikan retribusi yang di luar potensi. Namun jika retribusi sudah memenuhi target, maka penarikan hasil retribusi di luar potensi tersebut rencananya akan dikembalikan.
“Apa benar retribusi yang sudah ditarik akan dikembalikan kepada pedagang, ini kan perlu ditanyakan,“ ujarnya.
Basuki menambahkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi dari retribusi pasar tradisional mencapai 3,9 miliar rupiah pertahun.
Jika hasil temuan sidak yang dilakukan komisi III dievaluasi, dapat dipastikan PAD Banyuwangi meningkat tiga kali lipat, mencapai 11,7 miliar.
“Sebagai tindak lanjut, komisi III akan membuat rekomendasi kepada Bupati,” pungkasnya. (Irh/TJ)
