Kyai Azis Manshur Wafat, Warga NU Kehilangan Tokoh Panutan

Kyai Azis Manshur Wafat, Warga NU Kehilangan Tokoh Panutan
Ribuan warga, bersama para santri pesantren Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang Jombang, mengiringi pemakaman almarhum KH. Azis Manshur

TerasJatim.com, Jombang – KH. Azis Manshur, tutup usia pada Selasa (8/12) dinihari. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in, Pacul Gowang Jombang ini, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Graha Amerta Surabaya.

Kyai Azis, sebelumnya sempat menjalani perawatan selama dua hari akibat penyakit jantung yang diderita. Kyai kharismatik itu menghembuskan nafas terakhir, pada pukul 24.10 WIB di Surabaya.

“Jenazah almarhum diterima keluarga pada pukul 02.00 dinihari,” ungkap M Alwi Abdillah, keponakan almarhum.

KH. Azis Manshur wafat pada usia 72 tahun dan meninggalkan 3 orang anak serta 7 orang cucu. Jenazahnya dimakamkan pada Selasa (8/12) siang, di pemakaman keluarga yang berada di sebelah barat Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in, Pacul Gowang.

Selain sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in, Pacul Gowang Jombang Jawa Timur, KH. Azis Manshur adalah Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan (PKB).

Kyai Azis terpilih sebagai ketua Dewan Syuro PKB pada tahun 2008 dan terpilih lagi pada saat Muktamar PKB ke-3 di Surabaya, September 2014 lalu.

Kepergian KH. Azis Manshur, menyisakan duka mendalam di kalangan warga NU dan bangsa Indonesia.

“Jadi, sekali lagi bangsa kita, umat islam kehilangan lagi tokoh besar yang menyatukan tingkat nasional dengan tingkat grasroot dan lokal,” kata Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa PKB), Muhamin Iskandar, saat ditemui TerasJatim.com di kediaman almarhum.

Menurut Cak Imin, kepergian KH. Azis Manshur, membuat bangsa Indonesia kehilangan sosok Kyai yang mampu menjembatani hubungan antara pejabat dengan rakyat. Bangsa Indonesia, juga kehilangan tokoh panutan dalam bidang ajaran agama maupun politik.

“Kyai Azis ini bukan hanya menjadi rujukan ilmu-ilmu Fiqh, tetapi juga menjadi rujukan terhadap keputusan-keputusan politik yang akan diambil apakah sesuai dengan akidah atau tidak. Oleh karena itu kita kehilangan sumber rujukan pengambilan keputusan politik nasional,” jelas Muhaimin Iskandar,.

Sementara itu, Ketua DPW PKB Jawa Timur, Halim Iskandar, menambahkan, salah satu sikap yang patut diteladani dari Kyai Azis adalah kesetiaan dan tanggung jawabnya terhadap santri.

Dituturkan, jika ada acara atau kegiatan yang berbarengan dengan kegiatan ngaji dengan para santrinya, Kyai Azis lebih memilih untuk ngaji bersama santri.

“Kalau ada agenda yang berbarengan dengan jadwal ngaji dengan santri, beliau lebih memilih ngaji dengan santri,” ungkap Halim Iskandar. (MSi/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim