Kaji Sumur Baru Lapindo, ITS Kerahkan Para Penelitinya

Kaji Sumur Baru Lapindo, ITS Kerahkan Para Penelitinya

TerasJatim.com, Surabaya – Sejumlah besar peneliti akan dilibatkan dalam tim bentukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ditugaskan untuk mengkaji kelayakan teknis dan sosial rencana pengeboran sumur baru oleh Lapindo Brantas di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sebagian besar peneliti tersebut berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. “Total ada ratusan peneliti yang terbagi ke dalam empat tim,” kata Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim ITS, Amien Widodo, yang menjadi ketua tim itu, saat dihubungi, Selasa (19/01).

Amien menjelaskan, diantara empat tim itu, sebagian besar peneliti tersedot untuk pengukuran persepsi sosial dan ekonomi masyarakat daerah yang terdampak dari pengeboran itu nantinya. Adapun tiga tim lainnya adalah tim pengukuran geomatika/geodesi, tim geofisika untuk mengukur bawah permukaan maupun penurunan tanah, dan tim analisis risiko.

Selama tiga bulan ke depan, Amien menuturkan, tim akan fokus mengkaji secara teknis dan persepsi sosial masyarakat di sekitar lokasi pengeboran. Terutama kondisi bawah permukaan di antara tanggul lumpur eksisting sampai ke lapangan Tanggulangin yang menjadi rencana pengeboran.

“Intinya, kami melihat langsung di lapangan yang sudah mengalami retakan. Kami lihat seberapa parah retakannya,” ujar Amien.

Sebelumnya, pakar geomatika ITS Teguh Hariyanto memperkirakan kalau semburan lumpur panas Lapindo akan terus mengarah ke utara tanggul, yakni kawasan Desa Kalitengah yang menjadi sumber air penting bagi tambak dan sawah warga.

“Sedikit demi sedikit sejak 2010, sungai itu sudah tercemar oleh adanya lumpur,” kata dia saat berkunjung ke kantor Tempo Biro Jawa Timur di Surabaya, Mei 2015 lalu.

Adapun sejak 2011, Teguh yang kembali terlibat dalam tim saat ini juga menyebutkan kalau tanggul tambahan di sisi utara kolam lumpur sudah seluas 82 hektare.

Ketinggian tanggul di sana mencapai 6 meter. Artinya, setiap tahun Lumpur Lapindo memakan lahan baru sekitar 20 hektare. Selain itu, tanggul tengah disebutnya terancam jebol karena kontur yang rawan mengalami penurunan.(TJ-sumber Tempo.Co)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim