Jadi Tuan Rumah Festival Coklat, Bupati Blitar: Petani Harus Berinovasi

Jadi Tuan Rumah Festival Coklat, Bupati Blitar: Petani Harus Berinovasi

TerasJatim.com, Blitar – Kabupaten Blitar ditunjuk sebagai tuan rumah Festival Coklat terbesar di Jatim. Ada 5 kabupaten peserta dalam festival yang bertema ‘Blitar Cocoa Festival’ 2019 ini, yakni Pacitan, Bodowoso, Malang, Trenggalek dan Blitar.

Blitar Cocoa Festival 2019 sendiri digelar atas kerjasama pemuda, petani dan kader perempuan Desa Kemloko, Delegasi Uni Eropa, Pemkab Blitar, Pemprov Jatim, dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Festival yang dipusatkan di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar ini digelar selama 2 hari, yakni 13 dan 14 Juli 2019.

Dalam kesempatan ini Bupati Blitar datang dan membuka acara, Sabtu (13/07). Kegiatan yang dihadiri para petani kakao se-Jatim ini diisi dengan beragam kegiatan, mulai dari jalan sehat, lomba trade expo, lomba mewarnai anak, cocoa product competition for health dan kontes kambing boer tingkat nasional.

Bupati Blitar, Drs H Rijanto MM mengatakan, sebagai wilayah agraris dan memiliki perkebunan yang luas, membuat Kabupaten Blitar memiliki potensi kakao yang luar biasa. Ia berharap Blitar Cocoa Festival ini akan membawa kemajuan pertanian kakao di Kabupaten Blitar.

“Semoga adanya festival ini membuat petani semakin bersemangat menanam coklat,” harapnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini juga mendorong petani untuk berinovasi. Petani diharapkan untuk menjual coklat dalam bentuk produk olahan agar pendapatan yang diperoleh lebih banyak dibanding menjual coklat dalam bentuk bijian.

“Perkembangan pertanian dan industri produk olahan coklat di Kabupaten Blitar ini sangat pesat. Ini dibuktikan dengan lahirnya wisata Edukasi Kampung Coklat di Kademangan. Kemudian disusul dengan lahirnya produk olahan coklat yang menembus pasar nasional, yakni Coklat Cozy dan Coklat Gousan dari Kampung Coklat,” ujarnya.

Meski perkembangannya sudah bagus, lanjut Bupati, pihaknya tidak akan pernah berhenti memberikan fasilitasi kepada petani agar perkembangan pertanian dan industru coklat di Kabupaten Blitar ini semakin hari semakin bagus.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua GPEI Jatim, Isdarmawan Asrikan menyampaikan, pertumbuhan tanaman kakao rakyat milik petani peserta program pengembangan kakao berkelanjutan (Sustainable Cocoa Development Programme) di 5 kabupaten di Jatim, saat ini cukup bagus.

Program tersebut dilaksanakan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim sejak Maret 2016, dan salah satu lokasi pengembangan adalah di Kabupaten Blitar.

Selain di Kabupaten Blitar, GPEI Jatim mengembangkan program SCDP di Kabupaten Trenggalek, Pacitan, Malang dan Bondowoso, dimana luasan demplot (kebun percontohan) di masing-masing kabupaten 1seluas 0 hektar.

Program tersebut didanai Uni Eropa, dan pelaksanaannya melibatkan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Indonesia sebagai penyedia bibit dan bimbingan teknis penanaman kakao.

“Jadi keberhasilan program SCDP diharapkan bisa memotivasi Pemerintah Daerah Kabupaten guna meneruskan pengembangan kakao di masing-masing daerah, guna meningkatkan pendapatan petani,” imbuhnya. (Adv/Mfh)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim