Bikin Trenyuh, Sekeluarga di Pacitan Tinggal di Gubuk Reyot dengan Ternaknya

Bikin Trenyuh, Sekeluarga di Pacitan Tinggal di Gubuk Reyot dengan Ternaknya

TerasJatim.com, Pacitan – Satu keluarga di Kabupaten Pacitan, Jatim, terpaksa harus tinggal di sebuah bagunan gubuk yang tak layak huni. Mirisnya, mereka juga tinggal serumah dengan hewan ternak peliharaannya.

Adalah Jumali (56), bersama sang istri Nanik (36), dan ketiga anaknya yang salah satunya baru berusia 9 hari, warga RT 1, RW 9, Dusun Jambu, Kecamatan Arjosari, Pacitan.

Gubuk yang dihuni Jumali bersama keluarganya itu cukup memprihatinkan dan bikin trenyuh bagi setiap orang yang melihatnya. Pasalnya, bukan hanya mereka saja yang menempati, tetapi hewan peliharaannya berupa 1 ekor kambing dan beberapa ekor ayam juga turut tinggal bersamanya.

“Saya belum lama (menempati) di sini, baru seminggu lebih,” kata Jumali, kepada TerasJatim.com, Kamis (23/06/2022) siang.

Terlihat, gubug mungil yang mereka naungi itu memiliki ukuran 3×4 meter dengan lantai tanah, atap genteng, dinding yang terbuat dari bilah bambu, dan didirikan di atas lahannya sendiri.

Bangunan gubug itu didesain oleh Jumali sendiri seperti rumah panggung 2 lantai. Di lantai bawah, difungsikan sebagai kandang kambing dan ayam. Sedangkan di lantai atas dibagi menjadi 2 bagian dengan sekat bilah bambu, yakni untuk tempat tidur sekaligus tempat bersantai keluarga, dan bagian sebelahnya digunakan sebagai tempat untuk menaruh perabotan dapur dan tempat makanan serta minuman.

Kemudian untuk dapur, disisakan sedikit ruang semi terbuka berukuran sekitar 1 meter yang dilengkapi dengan alat pemasak berupa tungku berbahan bakar kayu. “Kalau listrik menyalur dari tetangga. Ada 2 lampu untuk penerangan di sini. Kalau untuk kebutuhan air, ambil dari sumber,” jelasnya.

Jumali mendirikan gubuk itu berada di atas bukit yang dikenal oleh warga dengan sebutan ‘Gunung Nogo’ atau Bukit Naga. Tetangga mereka jaraknya juga cukup jauh, sekitar 500 meter lebih. Bisa dikatakan pasutri itu benar-benar tinggal di hutan. Terlebih, hanya jalan setapak menuju rumahnya yang dikelilingi pepohonan rindang serta semak belukar.

“Sebenarnya di sini (Dusun Jambu) sekitar 2 bulan lebih. Tapi kalau menempati gubuk ini baru seminggu lebih. Kalau tanahnya (untuk rumah) milik sendiri,” aku dia.

Jumali mengisahkan, sebelumnya ia beserta keluarganya merantau di Kalimantan dan sebelum memutuskan untuk kembali ke kampung halaman, mereka merantau di Palembang, Sumatera Selatan. Selama di perantauan, Jumali mengabdikan diri sebagai pekerja kasar, tebang dan pikul kayu.

“Sejak muda saya sering merantau ke Kalimantan, dan terakhir di Palembang. Saya dan istri asli sini (Jambu, Sedayu),” ucap pria dari 5 bersaudara itu.

Sesampainya di Pacitan atau usai merantau sejak beberapa bulan lalu, mereka tidak langsung menempati gubuk itu, tetapi keluarga tersebut tinggal di rumah saudaranya sambil membuat gubuk di tanah miliknya yang mereka tempati saat ini.

Kesulitan ekonomi memaksa mereka menjalani kehidupan tersebut. Terlebih, sekembalinya dari perantauan sampai saat ini, Jumali juga belum bekerja yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sehingga, keinginannya untuk membangun rumah yang layak belum bisa diwujudkan.

“Kalau mau kerja cari ekonomi ya belum bisa, apalagi ini meratakan tanah untuk rumah belum selesai. Jadi tidak ada modal untuk bangun rumah yang layak. Ya terpaksa jadi satu sama ternak. Mau gimana lagi, jangankan bangun rumah, buat makan sehari-hari hanya seadanya,” ungkapnya.

Kesehariannya, keluarga itu hanya mengandalkan singkong yang ditanam di sekitar bukit untuk kebutuhan pangan. Sesekali, mereka juga menikmati nasi pemberian warga setempat. “Untuk makan sehari-hari ya singkong. Alhamdulillah, anak-anak sehat semua meskipun kondisi kami begini (tinggal dengan ternak),” imbuhnya.

Keinginan memiliki rumah layak huni itu juga diidamkan sang istri, Nanik. Meskipun dirasanya tidak nyaman dengan keadaan sekarang, ia berharap suatu saat keinginannya itu dapat terwujud. “Ya tidak nyaman. Kasihan bayinya kalau malam kedinginan. Pengen saja punya rumah yang layak,” ujar Nanik, menambahkan. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim