Warga Kendalpayak Malang, Tolak Pembangunan Persemayaman Pembakaran Mayat di Desanya

Warga Kendalpayak Malang, Tolak Pembangunan Persemayaman Pembakaran Mayat di Desanya
Ratusan warga Desa Kendalpayak Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang Jawa Timur, saat demo menolak pembangunan persemayaman dan pembakaran mayat di desanya (Sabtu, 13/02)

TerasJatim.com, Malang – Warga Desa Kendalpayak Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang Jawa Timur,  melakukan aksi damai di Jalan Raya Kendalpayak-Malang.

Mereka menolak pembangunan persemayaman dan pembakaran mayat yang rencananya akan di tempatkan di sekitar wilayah desanya.

Warga Kendalpayak melakukan aksi sekitar pukul 13.00 Wib (Sabtu, 13/02), dengan diikuti seluruh warga Desa Kendalapayak. Mereka melakukan aksi damai dengan cara  duduk di tepi  jalan, sembari membacakan Sholawat Nabi sebagai simbol penolakan atas berdirinya persemayaman dan pembakaran mayat.

Dalam aksinya, warga juga membentangkan beberapa poster yang bertuliskan “Warga Kendalpayak bukan sampah, Ojok sak karepe dewe, Usut Tuntas pejabat terkait”.

Kordinator aksi, Yahya Lutfi mengatakan, bahwa aksi damai ini dilakukan dengan tujuan meminta pejabat terkait untuk membatalkan pembangunan persemayaman dan pembakaran mayat di Desa Kendalpayak, karena dinilainya berdampak secara lingkungan terhadap sumber mata air yang sangat dibutuhkan warga.

“Seratus meter dari lokasi adalah tempat  bergantungnya warga terhadap sumber mata air yang dikhawatirkan akan berdampak  terhadap mata air ini,” ucapnya.

“Bagaiman bisa berdiri lah wong di sini ada mata air, kami semua warga masyareakat Kendalpayak menolak,” tegasnya.

Warga menilai, bahwa proses perijinan tidak melibatkan warga dan dianggap cacat hukum, serta ada keterlibatan perangkat desa yang ikut memeberikan ijin tanpa melibatkan seluruh warga Kendalpayak.

Pihaknya juga menolak bahwa rencana pembangunan tersebut dibangun di areal muslim. Sebab secara amdal akan berdampak terhadap kesehatan  warga sekitar.

“Seharusnya Amdal-nya dilihat dulu, kok moro-moro mudun perijinan. Inilah pejabat kita,” teriaknya.

Pihaknya khawatir apabila ini diteruskan akan terjadi kecemburuan sosial sehingga menimbulkan perselisihan antar suku, agama, ras dan golongan.

Warga juga mengancam akan melakukan aksi demo lebih besar apabila tuntutan mereka tidak segera direalisasikan.

Aksi yang berlangsung damai tersebut dikawal ketat oleh jajaran Polres Malang dengan dibantu oleh Banser. Akibat aksi tersebut, antrian kendaraan dari arah selatan yang menuju pusat Kota Malang terganggu. (Sla/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim