Tahun ini Lamongan Targetkan 2000 Anak Miliki Orang Tua Asuh

Tahun ini Lamongan Targetkan 2000 Anak Miliki Orang Tua Asuh

TerasJatim.com, Lamongan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan gelar optimalisasi penanganan stunting melalui Desiminasi Audit Kasus Stunting (AKS) guna penggalian penyebab stunting sekaligus pencarian solusi agar tidak terjadi kasus serupa di Kabupaten Lamongan.

Desiminasi AKS tahap I di tahun 2023 ini, difokuskan pada 7 lokus (lokasi khusus) sampling survey stunting, yakni Desa Weru Kecamatan Paciran, Desa Pengumbulanadi Kecamatan Tikung, Desa Rayunggumuk Kecamatan Glagah, Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi, Desa Blawi Kecamatan Karangbinangun, Desa Tunggun Kecamatan Mantup, dan Desa Bugel Kecamatan Sekaran.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Lamongan, M. Fahrudin Ali Fikri menjelaskan, penanganan stunting dapat optimal dengan menyasar perorangan yang terindikasi beresiko dan mengalami stunting.

“Stunting butuh penanganan perorangan personil. Peran dari tim di desa sangat penting sekali bagaimana cara mencegah stunting, kader posyandu dapat memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan gizi,” katanya.

Setelah mendengarkan paparan bidan desa dari masing-masing desa lokus stunting, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lamongan, Anis Kartika Yuhronur Efendi mengungkapkan, pihaknya mentargetkan di tahun 2023 sebanyak 2000 anak miliki orang tua asuh.

“Target kita 2023 ini ada 2000 anak yang kita asuh, kasus stunting di Lamongan saat ini hampir mencapai 3000 anak. Jadi langkah awal mohon didata ibu hamil (bumil) yang mengalami KEK (kurang energi kronik) by name by addres, nanti kita bisa berikan treatmen-treatmen yang sesuai dengan permasalahannya, dan bagi balita-balita yang stunting bu bidan tolong didata dengan tepat jangan sampai nanti yang seharusnya tidak dapat, karena dapat bantuan jadi di diikut-ikutkan, begitu juga dengan yang harusnya dapat, jangan karena malu terus nanti akhirnya tidak mau,” ucap Anis.

Anis menambahkan, target 2000 anak miliki orang tua asuh melalui program 1-10-100, yakni 1 paket untuk 10 anak selama 100 hari, diperoleh dari swadaya atau CSR.

Dia pun Berharap, melalui pemberian bantuan CSR dapat membantu pemenuhan makanan bergizi, seimbang, dan beragam bagi anak.

Sementara, Ka. SMF OBSGYN RSUD Soegiri Lamongan, dr. Rijanto Agoeng Basoeki mengatakan, terdapat strategi intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lamongan, diantaranya tambahan asupan gizi bagi bumil KEK, pengonsumsian Tablet Darah tambah (TTD) untuk remaja putri, Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, serta balita memperoleh imunisasi dasar lengkap.

Selain itu, Rijanto menuturkan, masa penanganan stunting terbagi dalam 3 fase, yaitu fase pra nikah, kehamilan, dan masa interval (pasca kelahiran). Sehingga untuk mewujudkan keluarga berkualitas diperlukan perencanaan yang matang melalui keluarga berencana. Sebab, penurunan stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor melalui dari pendidikan atau edukasi orang tua, ekonomi, hingga lingkungan. (Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim