Pagi Ini 2 Orang di Pacitan Gantung Diri, Isi Surat Wasiat Bikin Trenyuh

Pagi Ini 2 Orang di Pacitan Gantung Diri, Isi Surat Wasiat Bikin Trenyuh
Korban gantung diri di Dusun Sinoman, Desa Jatimalang, Kec. Arjosari, Pacitan

TerasJatim.com, Pacitan – Pada pagi yang masih belia, dua orang di wilayah Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jatim, mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Sama-sama pakai kain jarik, satu di antaranya meninggalkan surat wasiat.

“Pak piro-piro luputku karo sampean. Aku mesakne sampean ale nggolekne duit nggo berobat aku angkane kenek nggo ngrukun anak,”

“Kakung, Uti, Tatik, Arip, Endang, piro-piro lupute mbakyumu yo, dongakne aku yo,”

“Wahyu, Puad, sing rukun yo nang, dongakne mamak yo nang. Fuad klambimu seragam tak pindah ning lemarine mamak,” bunyi surat wasiat yang ditulis Ernawati (44), warga RT 02, RW 02, Dusun Tengaran, Desa Gembong, Kecamatan Arjosari, Pacitan, sebelum gantung diri, Kamis (07/03/2024).

Menurut keterangan saksi, yakni putra almarhumah, yang disampaikan Kepala Dusun setempat, M Janki Dausat, sekitar pukul 05.30 WIB saksi sudah tidak mendapati ibunya di tempat tidur. Kemudian ia berniat membuat teh di dapur, tetapi malah menemukan selembar kertas yang berisi tulisan dari ibunya.

Selanjutnya, Fuad Kurniawan (17), membangunkan ayahnya, lalu mencari keberadaan korban. Dan, ketika membuka pintu dapur, ia melihat Ibunya sudah dalam keadaan menggantung diri di pohon kelengkeng dengan menggunakan sehelai kain jarik.

“Putra korban lalu berteriak manggil ayahnya. Kemudian mereka menurunkan korban dari gantungan,” terang Kasun.

“Korban memiliki riwayat penyakit imsonia yang diderita kurang lebih hampir 3 tahun,” imbuhnya.

Isi surat wasiat Ernawati, warga Dusun Tengaran, Desa Gembong, Kec. Arjosari, Pacitan.

Sementara, di waktu yang hampir bersamaan, peristiwa serupa terjadi di RT 01, RW 07, Dusun Sinoman, Desa Jatimalang, dengan korban seorang laki-laki bernama Muhammad. Ia mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di pohon nangka, menggunakan sehelai kain jarik motif berwarna merah kombinasi putih, cokelat.

Menurut Katmanto (56), tetangga dan masih ada ikatan saudara dengan korban, dia mengaku mendapati almarhum sekitar pukul 06.30 WIB sudah dalam keadaan gantung diri. Katmanto yang sedang berangkat cari rumput, spontan menyapa korban tapi tidak ada jawaban.

Kemudian ia melihat dengan seksama ada sehelai jarik yang terlilit di leher korban. Lantas, Katmanto pulang untuk mengabarkan kepada saudara dan para tetangganya.

“Pagi tadi sekitar Jam 06.30 WIB, saya berencana mau cari rumput, takutnya sore hujan. Pas depan rumah, karena kandang ternak saya di depan rumah korban, saya noleh ke kiri dan melihat korban terus saya panggil. Tapi tidak ada jawaban. Kemudian saya pulang menghubungi saudara,” kata Katmanto.

“Selama jalan pulang, kaki saya ini gemetar. Lemas. Mau ngomong itu berat, seperti orang bingung,” sambungnya.

Para tetangga korban tidak menyangka jika almarhum mengakhiri hidup dengan cara seperti itu. Menurut warga, selama hidup, korban adalah orang yang tergolong rajin, santun, dan bersosial sangat baik dengan para tetangga maupun kerabat.

“Kalau dilihat dari pakaiannya (saat gantung), dia sudah ganti pakaian basahan, bukan pakaian tidur. Kemungkinan tadi pagi (gantung),” kata Sarip, warga setempat.

Sejauh ini, para tetangga korban tidak mengetahui penyebab pastinya korban nekat gantung diri. Mereka tidak menyangka, pun hanya bisa menerka-nerka yang belum pasti kebenarannya.

“Kalau riwayat sakit kayaknya tidak ada. Gak nyangka saja. Gak tahu juga sebab pastinya dia (Muhammad) gantung diri. Tadi malam itu ada kenduri, tapi yang bersangkutan tidak hadir,” sahut warga lainnya.

Saat diturunkan dari pohon nangka sekitar pukul 08.00 WIB, oleh pihak kepolisian dan sejumlah warga setempat, kondisi almarhum belum seutuhnya terbujur kaku. Sepertinya, memang belum lama nyawanya lepas dari raganya.

Selanjutnya, sebelum dimandikan dan disemayamkan, korban diidentifikasi oleh pihak Polsek Arjosari, Koramil Arjosari dan puskesmas setempat, untuk menggali fakta-fakta lebih lanjut.

Informasi yang dihimpun TerasJatim.com di lapangan, alhmarhum selama hidup tinggal bersama anaknya nomor dua. Sedangkan sang istri berada di Kabupaten Ponorogo. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim