Museum & Galeri SBY*ANI Akan Dibuka, Berikut Harga Tiket dan Jam Operasionalnya

Museum & Galeri SBY*ANI Akan Dibuka, Berikut Harga Tiket dan Jam Operasionalnya

TerasJatim.com, Pacitan – Lima hari lagi, museum Kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dibuka untuk umum. Prosedur, harga tiket masuk, jam operasional hingga isi dari museum dan Galeri SBY*ANI, kami ulas dalam artikel di bawah ini.

Museum yang terletak di Jalan Lintas Selatan (JLS), Kelurahan Ploso, Pacitan, nantinya bakal diresmikan langsung oleh SBY yang merupakan Presiden RI Ke-6.

Dalam peresmiannya nanti rencananya akan dihadiri oleh 800 – 1.000 orang tamu undangan. Di antaranya mantan menteri hingga wakil presiden jajaran kabinet SBY, yang juga akan menyaksikan langsung prosesi pembukaan museum. “Mudah-mudahan ini berkah bagi Pacitan, karena museum berkelas dunia hadir di Pacitan, Jatim,” ujar Ossy Darmawan, Direktur Eksekutif Museum dan Galeri SBY*ANI, Sabtu (12/08/2023).

Ossy memprediksi, jika museum sudah diresmikan dan dibuka untuk umum, maka dalam perjalanannya akan memberikan keuntungan serta manfaat bagi masyarakat Pacitan, baik dari segi ekonomi maupun lainnya. “Bahkan hingga hubungan internasional. Nantinya, akan banyak acara-acara dan konferensi bertaraf internasional yang mungkin dilaksanakan di museum dan galeri ini,” katanya.

Museum tersebut, lanjut Ossy, memang diikhtiarkan untuk mengangkat derajat kota dengan sebutan lain 1001 gua, menjadi satu wilayah yang bisa dikenal kembali, dan semakin kuat diingatan publik.

“Tidak hanya masyarakat Pacitan atau Jatim saja, tapi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Yang ingin mempelajari masa Kepresidenan bapak SBY pasti akan datang,” ungkapnya, dalam pers release di Pendapa Kabupaten, Sabtu siang.

Dia menerangkan, museum tersebut merekam jejak Presiden SBY, seorang anak yang lahir di Pacitan pada 1949 lalu, dengan kondisi alam saat itu masih terisolir, terpencil, dan keras, yang kemudian alam telah mendidik anak bangsa itu mampu meraih cita-citanya menjadi pimpinan tertinggi di negara ini.

“Cuplikan sejarah inilah perlu diketahui oleh generasi bangsa, karena ini akan menjadi role model, bukan hanya bagi anak-anak Pacitan, tapi anak-anak bangsa lain. Bagaimana kehidupan alam Pacitan ini bisa membentuk karakter, prinsip, pribadi beliau yang saat ini kita bisa lihat dari segi kepemimpinannya,” terangnya.

“Nah inilah yang kemudian kita berusaha angkat menjadi satu cerita yang mudah-mudahan bisa menggugah anak bangsa, untuk mempelajari, meneladani sosok Bapak SBY, anak yang tidak berada, jauh dari kemewahan yang ternyata mampu menapaki karir satu demi satu, episode demi episode kehidupannya sampai jadi Presiden,” lanjutnya.

Isi Museum dan Galeri SBY*ANI serta Fasilitas Pendukung

Sebagai gambaran, sebelum mengunjungi museum, perlu diketahui bahwa isi di dalam museum tersebut selain etalase jejak masa kecil SBY hingga pengabdian menjadi Presiden Indonesia Ke-6, dalam komplek itu terdapat galeri seni yang meng-captured sisi kesenian sosok SBY itu sendiri.

Jika dilihat dari kilas balik masa kecil SBY, diketahui ia memang gemar dengan kesenian. Kata Ossy, SBY melahap semua kesenian ketika di Pacitan. Mulai dari mempelajari seni pewayangan, menulis puisi, cerpen dengan bahasa Indonesia maupun Jawa, kemudian menciptakan dan menulis lagu, bahkan memainkan musik.

Di dalam museum ini, lanjut Ossy, juga ditampilkan display bahwa SBY pernah main band di Pendapa Kabupaten Pacitan ketika peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus sekitar tahun 1967/1968. “Karakteristik-karakteristik dari bapak SBY inilah yang membuat beliau sebagai karakter yang sangat lengkap,” ungkapnya, mengapresiasi.

“Dan tentunya, karena hobi beliau yang saat ini lakukan melukis, dalam museum ini ada dua ruangan yang khusus didedikasikan untuk beliau, galeri lukisan karya bapak SBY. Ada sekitar 70 karya lukisan yang ada di dalamnya dan bisa dilihat oleh publik,” lanjutnya.

Menurut Ossy, museum tersebut sangat unik dibanding museum-museum kepresidenan lain yang ada dunia, karena dinilainya tidak akan mudah mencari museum kepresidenan yang berisi lukisan, puisi-puisi hingga lagu-lagu, karya dari Presiden itu sendiri.

“Museum ini unik. Kita akan sulit mencari museum kepresidenan yang berisi lukisan yang dilukis oleh Presiden. Puisi-puisi yang ditulis oleh Presiden, hingga lagu-lagu yang diciptakan oleh Presiden,” urainya.

“Jadi, itulah penggalan-penggalan sejarah, karakter, capaian, yang sayang kalau tidak diabadikan, diwariskan kepada generasi penerus bangsa kita,” imbuhnya.

Dalam museum tersebut juga dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung, mulai dari kafetaria, museum store atau memuat souvenir terkait museum itu, hingga auditorium yang bisa menampung 200-300 orang.

Dengan mengedepankan sisi pendidikan dan hiburan, di dalam museum tersebut juga terdapat area perpustakaan Presiden yang memuat 12.000 buku koleksi SBY. “Mungkin ini salah satu perpustakaan terlengkap di Jatim, yang akan jadi sumber referensi dan edukasi bagi masyarakat,” katanya.

“Harapan kami, agar museum ini menjadi milik Pacitan, bangsa Indonesia, sebagai perekam sejarah dari seorang tokoh bangsa yang berasal dari Pacitan,” imbuh Ossy.

Harga tiket masuk, jam operasional, dan prosedur di area Museum dan galeri SBY*ANI

Bagi wisatawan yang berkeinginan mengunjungi museum tersebut, ada sederet keharusan yang perlu diketahui, mulai harus mendapatkan tiket untuk bisa masuk, hingga larangan tidak merokok di area tersebut.

“Terkait peresmiannya, Alhamdulillah museum ini telah ditetapkan bapak SBY, hari baiknya pada tanggal 17 Agustus 2023, pada pukul 19.30 WIB,” kata dia.

Setelah diresmikan, lanjut Ossy, di hari berikutnya atau di tanggal 18 Agustus 2023, akan langsung dibuka untuk umum, dengan jam operasional mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.

“Tanggal 18 Agustus langsung dibuka untuk umum. Setiap hari buka selain hari Selasa, karena untuk melaksanakan maintenance (pemeliharaan) dan konsolidasi. Jadi, setiap hari Selasa museum tutup,” ujarnya.

Sedangkan untuk harga tiket masuk, beber Ossy, bagi wisatawan internasional akan dikenakan tiket dengan harga Rp100 ribu setiap orang. Kemudian untuk wisatawan nasional Rp50 ribu, dan khusus bagi masyarakat Pacitan, jika mengunjungi museum akan dikenakan tiket seharga Rp25 ribu.

“Harga tiket itu sudah melalui berbagai pertimbangan. Kita dalam menentukan, dan juga ditetapkan oleh bapak SBY, berupaya seminimal mungkin membuat masyarakat menjadi sulit untuk mengunjungi museum ini,” bebernya.

Ossy menjelaskan, keberadaan museum tersebut bukan dikelola oleh pemerintahan, tetapi dikelola oleh yayasan non provit yang disebut sebagai Yayasan Yudhoyono. Sehingga, museum tersebut tetap memerlukan untuk pengeluaran biaya operasional, seperti bayar listrik hingga gaji pegawai.

“Kami meyakini bahwa harga tiket itu Insya Allah bisa terjangkau. Kita berupaya untuk menyeimbangkan antara jumlah penerimaan dengan pengeluaran,” jelasnya.

Kemudian untuk aturan di area museum, menurut Ossy tidak jauh berbeda dengan museum-museum lainnya yang sudah ada, seperti larangan untuk tidak membawa senjata tajam, hingga tidak membuang sampah sembarangan.

“Tentunya museum ini didedikasikan bapak (SBY _red), arahannya adalah kawasan bebas asap rokok, supaya pengunjung lain senang. Tidak ada aturan khusus,” kata Ossy.

Dia menambahkan, ke depan museum itu akan mengikat kerja sama dengan sejumlah pihak, baik dengan instansi, institusi akademik, baik yang ada di Pacitan maupun luar daerah, untuk dapatnya mengunjungi museum tersebut. “Semakin banyak orang yang melihat museum ini, Insya Allah semakin banyak orang yang terinspirasi, bahwa ternyata anak Pacitan mampu melakukan sesuatu bagi bangsa dan negara,” tutur Ossy.

Keliling museum dan galeri SBY*ANI tak cukup satu Jam

Museum yang dibangun di atas lahan sekitar 1,5 hektare, dengan total bangunan mencapai 7.500 meter persegi itu, butuh waktu lebih dari satu jam ketika menyusurinya. “Saya jamin. Siapa pun yang berkunjung ke museum, maka ketika pengunjung berurutan sampai selesai, waktunya tidak cukup satu jam,” ucap Indrata Nur Bayuaji, Bupati Pacitan.

Menurut dia, bangunan dua lantai nan megah itu dinilainya jadi salah satu Museum Kepresidenan terbesar di dunia, yang nantinya akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Pacitan khususnya. “Kalau saya browsing, museum yang akan kita launching pada tanggal 17 nanti, Insya Allah salah satu Museum Kepresidenan terbesar di dunia, dan itu ada di Pacitan. Ini sesuatu yang luar biasa,” ungkap Aji.

Orang nomor satu di Pemkab Pacitan itu berharap, dengan keberadaan museum yang sebentar lagi akan dibuka untuk umum itu, dapat menyumbang beragam manfaat bagi masyarakat, utamanya dalam hal perekonomian di Pacitan. “Semoga bisa lancar, museum nantinya rame dan berdampak tentunya kepada perekonomian di Kabupaten Pacitan,” tukasnya. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim