Jangan Kaget! Puncak Gelombang Omicron di Akhir Februari, Lebih Besar dari Varian Delta

Jangan Kaget! Puncak Gelombang Omicron di Akhir Februari, Lebih Besar dari Varian Delta

TerasJatim.com – Puncak gelombang kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, diperkirakan akan terjadi di akhir Februari 2022 nanti. Bahkan, jumlahnya akan lebih besar 2 sampai 3 kali daripada puncak gelombang varian Delta yang terjadi pada beberapa waktu lalu.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dalam keterangan pers secara virtual, pada Senin (31/01/2022) siang.

“Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu [kasus] per hari, kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada. Tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa 2 kali sampai 3 kali di atas puncak Delta,” ujarnya.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan, di beberapa negara yang juga tengah menghadapi gelombang Omicron, mencatat persentase kasus aktif di bawah varian Delta. Namun secara nominal, jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari varian Delta.

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala, dengan gejala ringan, atau sedang, untuk segera melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Sehingga tidak usah khawatir kalau misalnya terkena tanpa gejela atau ada batuk, pilek sedikit, demam sedikit, tapi saturasinya masih di atas 94-95 persen, dirawat saja di rumah. Biar rumah sakit diberikan untuk orang-orang yang memang membutuhkannya,” jelas Budi.

Ia menambahkan, bagi pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan obat-obatan, dapat melalui apotek atau melalui telemedisin aplikasi.

“Kalau memang dibutuhkan obat-obatan anti virusnya, kita sudah siapkan lebih dari 20 juta dosis Favipiravir atau Avigan dan Molnupiravir. Dua itu obat antivirus yang disetujui oleh organisasi profesi,” ujarnya.

Terkait dengan vaksinasi, Budi menyebut, jika pihaknya akan memprioritaskan pemberian vaksinasi kepada masyarakat yang belum menerima vaksin, terutama lansia dan anak-anak.

“Enam puluh persen yang meninggal belum divaksin atau belum vaksin lengkap, 63 persen yang sedang dan berat adalah belum divaksin atau divaksin lengkap, termasuk anak-anak,” tandasnya. (Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim