Jalankan Usaha Bengkel Motor, Ibu 2 Anak di Pacitan Ini Raup Penghasilan 10 Ribu Perhari

Jalankan Usaha Bengkel Motor, Ibu 2 Anak di Pacitan Ini Raup Penghasilan 10 Ribu Perhari

TerasJatim.com, Pacitan – Dampak dari pandemi Corona virus desease (Covid-19) tentunya menghantam semua jenis usaha. Tak luput juga bagi pelaku usaha bengkel motor yang mengalami penurunan omset cukup drastis.

Hal itu dirasakan oleh Dewi Harmini, Ibu rumah tangga pemilik bengkel motor ‘Tekiro Motor’ di Desa Tumpuk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan Jatim.

Kepada TerasJatim.com, ibu 2 anak berusia 35 tahun itu mengaku terpukul akibat adanya wabah Covid-19. Selain penghasilannya merosot,  “Sangat terpukul. Tak bisa kulakan suku cadang motor, karena pendapatan menurun dan cukup untuk makan saja, belum untuk kebutuhan lain-lain,” ujar perempuan yang akrab di sapa Dewi, di sela-sela melakukan pekerjaannya menservis motor milik pelanggannya, Rabu (13/05/20) sore.

Sedikit diceritakan Dewi, sebelum adanya wabah covid-19 ini pendapatan dari bengkel yang ia kelola rata-rata sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari. Pendapatan itu diperolehnya mulai dari jasa servis, ganti oli, hingga penjualan suku cadang. Namun, setelah adanya wabah Corona sejak 3 bulan terakhir, penghasilan yang diperolehnya rata-rata hanya Rp50 ribu per hari, dan itu masih kotor.

Bahkan, sebelumnya Dewi juga sempat memiliki satu karyawan yang dipekerjakan di bengkel yang ia dirikan sejak tahun 1999 silam. Tetapi setelah ada wabah ini akhirnya karyawan tersebut dengan berat hati di rumahkan untuk sementara waktu.

“Kalau pendapatan sebelum ada wabah ini sekitar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta, keseluruhan. Tahun lalu jelang lebaran seperti ini dapat Rp2 juta per hari dari servis, jualan sparepart, bensin dan lainnya. Tapi sejak ada wabah, rata-rata per hari sekitar Rp50 ribu kotor, kalau bersihnya sekitar Rp10 ribu,” terang Dewi.

“Kalau karyawan dulu ada 1 orang, tapi sudah di rumahkan tiga bulan lalu. Yang jelas bagaimanapun caranya, bengkel ini harus terus berjalan (tidak tutup permanen),” timpalnya.

Meski hanya seorang perempuan, Dewi pun terlihat cukup mahir dalam hal utak atik motor (montir), mulai dari servis, ganti oli, hingga mengganti suku cadang motor. Bahkan, semua peralatan (kunci-kunci) hingga sparepart pun telah ia hafal.

Hal itu terbukti ketika TerasJatim.com mendatangi bengkel miliknya di Dusun Gondang Legi, Desa Tumpuk, Bandar, untuk sekedar mengganti sparepart motor dan melihat langsung saat ia memperagakan peralatan perbengkelan.

Dewi mengaku, ilmu perbengkelan itu diperolehnya dari sang suami yang saat ini bekerja sebagai buruh harian. “Saya cuma belajar dari suami. Karena, kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat, ditambah ada cicilan di bank. Jadi, suami pilih kerja lainnya dan saya jalankan bengkel ini,” ungkapnya.

Disinggung terkait langkah yang digunakan dalam menggaet pelanggan, ia mengaku sempat mencoba menjalankan usaha jasa servis motor keliling. Namun ia kesulitan untuk membawa peralatannya. Dewi pun juga pernah mencoba membuka usaha jasa laundry di rumahnya. Meski belum seberapa, setidaknya upaya itu demi untuk menambah pendapatan.

Namun demikian, perempuan lulusan SMK ini sangat berharap ada perhatian dari pemerintah. Terlebih, dampak Covid-19 ini membuat usahanya tak bergerak seperti sebelumnya. Sehingga, ia hanya menunggu sisa-sisa sparepart motor habis untuk bertahan di tengah hantaman pandemi tersebut.

“Harapan kami ke pemerintah agar usaha seperti ini supaya mendapat perhatian, dengan penghasilan Rp50 ribu per hari yang cukup untuk biaya hidup tiap hari. Jadi selama 3 bulan ini tidak bisa kulakan sparepart,” pungkasnya lirih. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim