Warga Banjaran Bojonegoro Kecewa Sikap Mantri Kesehatan di Desanya

Warga Banjaran Bojonegoro Kecewa Sikap Mantri Kesehatan di Desanya

TerasJatim.com, Bojonegoro – Duka mendalam mengiringi kepergian almarhum Kuslan (49), warga Dusun Banggle Desa Banjaran Baureno Kabupaten Bojonegoro Jatim.

Selain mengaku ikhlas dan menganggap kepergian almarhum sebagai sebuah takdir, namun pihak keluarga merasa kecewa terhadap sikap salah satu mantri kesehatan di desanya.

Kepada TerasJatim.com, Martono (35), mewakili keluarga almarhum, menyampaikan kekecewaan tersebut lantaran mantri kesehatan dengan inisial SHR, yang masih tetangga dekatnya itu menolak saat dimintai bantuan untuk meolong almarhum kali pertama drop hingga terpelanting jatuh.

“Soal kematian adalah takdir, saya sekeluarga ikhlas menerimanya. Tetapi yang sampai saat ini membuat keluarga kecewa adalah sikap pak mantri yang tidak mau datang menolong saat pertama kali kakak kami jatuh dan semaput,” ujarnya, Kamis (14/11/19) malam jelang memandikan jenazah.

Ia menceritakan, ketika itu pada Senin malam (11/11/19), pertama kali almarhum Kuslan tiba-tiba terpelanting jatuh. Saat itu kepala almarhum membentur kayu dipan tempat tidur hingga membuatnya tak sadarkan diri cukup lama.

Keluarga yang panik, kata dia, langsung bergegas ke rumah manti SHR yang jaraknya tak begitu jauh. Namun saat dimintai pertolongan, lanjutnya, mantri SHR tidak mau datang meski hanya diminta untuk pemeriksaan awal kondisi korban.

“Bawa ke sini saja, saya nggak mau ke sana. Kalau saya ke sana nanti bisa diiri tetangga lainnya,” ujar Martono, menirukan SHR, yang tak lain adalah suami bidan desa setempat.

Kekecewaan keluarga almarhum juga bukan tanpa alasan. Sebab, sebelum mempunyai rumah sendiri pasangan mantri dan bidan desa tersebut sudah sangat akrab dan dianggap sebagai keluarga bahkan sering dibantu.

“Dulu waktu masih tinggal di Polindes, padahal mereka sering dibantu. Ya momong anaknya ya apa saja aeperti keluarga kok sekarang sikapnya begitu. Gak melek karo tonggo, gak punya rasa kemanusiaan,” timpal Karyono; adik almarhum.

Senada, Kepala Dusun (Kasun) setempat juga menyayangkan sikap mantri SHR tersebut. Ia mengaku tak bisa menyalahkan, tetapi dalam hidup bermasyarakat mestinya saling membantu.

“Saya waktu itu juga pontang-panting mencarikan pertolongan. Karena pak mantri nggak datang akhirnya keluarga melarikan pasien ke Puskesmas Baureno dan dirujuk ke RS Muhamadiyah Lamongan,” ungkap pria yang akrab dipanggil Pak Wo ini.

Berdasar keterangan keluarga, almarhum Kuslan meninggal dunia setelah sempat dioperasi di 12 titik pembekuan darah di bagian kepalanya. Keluarga menyampaikan kemungkinan besar saat terpelanting jatuh kepala almarhum membentur kayu dipan. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim