Pengisian Perades di Kepohbaru Bojonegoro, Ibarat Api dalam Sekam!

Pengisian Perades di Kepohbaru Bojonegoro, Ibarat Api dalam Sekam!

TerasJatim.com, Bojonegoro – Hampir semua khalayak ramai mafhum dengan sejumlah agenda politik tertentu yang disinyalir membonceng setiap perhelatan birokrasi, termasuk diantaranya pengisian Perangkat Desa alias Perades. Tak terkecuali di wilayah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Jatim.

Meski begitu, semua hanya diam. Suara-suara protes paling banter hanya bergema sesaat lalu berubah menjadi rasan-rasan antar kuping, hingga akhirnya kandas ditelan isu baru.

Umum pula dalam setiap peehelatan birokrasi terjadi sandera-menyandera kepentingan yang berujung perbaikan kesejahteraan bersama (baca: sogok menyogok), atau istilah radikalnya jual beli jabatan walaupun tak ada toko dan izin usahanya.

Gemes dan marah, tetapi itu biasanya bagi mereka yang gagal menerobos tembok lobi meski telah menawarkan upeti kepada penguasa atau makelar agar hajatnya diloloskan. Kebalikannya, yang lolos akan anteng melipat tangan sambil mesam-mesem.

Ujian dalam Perades itu konon hanyalah seremonial belaka, lantaran sudah ada kesepakatan di kolong meja. Hal itu terasa menyengat tapi mustahil dibuktikan secara kasat mata. Ibarat kentut tanpa suara dalam ruangan, seluruh penghuni ruangan pasti mencium tapi tak mengetahui asal sumbernya.

Perguruan Tinggi (PT) sebagai pihak ketiga sebagai benteng harapan terakhir publik agar ujian Perades berlangsung amanah, acapkali tak bisa membendung ‘para penjahat’ terselubung yang mencari celah agar syahwat mereka terlampiaskan.

Bukan PT-nya yang tidak kredibel dan akuntabel tentunya. Tetapi lagi-lagi segelintir oknum di dalam perhelatan itu yang perlu benar-benar diajak sumpah pocong secara terbuka di hadapan jamaah seusai sholat Jumat, agar amanah. Dan barangkali hanya itulah solusinya.

Setali tiga uang alias sami mawon, para penguasa berkepentingan, para penyelenggara berkepentingan, sejumlah oknum APH juga diduga ikut membenamkan diri. Begitu pula para pegiat lembaga pengawasan eksternal pun diduga saling bahu membahu mengamankan kecurangan. Klop sudah!

Cuan, duit, fulus, piti adalah password utamanya. Modusnya sangat beragam, mutakhir dan berteknologi sangat tinggi. Sudahlah, istilahnya adalah dilakukan oleh ahlinya ahli dalam gerakan perkongkalikongan.

Perades adalah magnet bagi siapapun di kalangan akar rumput bahkan melebar ke kalangan politik tertentu level di atasnya. Goal mereka sebenarnya sudah terbaca, yakni uang dan langgengnya kekuasaan.

Kok segitunya? Ya memang begitu, mbuk anggep piye. Karena siapapun yang menjadi pejabat Perades selain berduit, dipastikan adalah orang yang kelak akan mempunyai pengikut dan mampu mempengaruhi gogol gendon (baca: rakyat desa). Tipis lah harapan si papa meraih mimpinya.

Penelusuran TerasJatim.com di wilayah Kepohbaru Bojonegoro yang tak lama lagi menggelar hajatan pengisian Perades pun tak luput dari kabar lalu lalangnya tawar menawar harga kursi kosong pamong desa, dengan nilai luar biasa.

Lumayan fastastis juga harga kursi Perades di daerah ujung timur kabupaten telatah Angling Dharma ini. Kabarnya, untuk kursi Sekdes dan Kasun harga pasarannya minimal Rp300 juta. Sedangkan Kaur dan Kasi minimal Rp200 juta. Itu minimal lho!.

Kendati begitu, di Kepohbaru juga ada beberapa desa bertekad menggelar ujian secara bersih dan mandiri. Artinya 1 desa 1 PT penguji. Ini hebat banget. Mereka bersikap tegas tidak mau diintervensi pihak manapun termasuk oknum dewan yang diam-diam melakukan invasi politik.

“Klir, kita ambil risiko ujian mandiri demi kepercayaan publik dan tanggung jawab moral kepada masyarakat desa. Maka kami pastikan tidak ada main-main dalam tes pengisian perangkat. Mohon doanya agar kami tidak terkontaminasi,” ujar salah satu kades kepada TerasJatim.com, beberapa hari lalu.

Ya, apapun jalan yang ditempuh, selihai apapun skenario yang dimainkan, jika itu menyalahi aturan dan menabrak nilai-nilai moral, maka suka tak suka, mau tak mau akan mengakibatkan problem. Ibarat api dalam sekam yang senyap, namun menghanguskan.

Sesuai jadwal yang telah ditetapkan, ujian akan dilangsungkan pada 18 Agustus 2021 pekan depan bertempat di gedung SMAN Kepohbaru. Namun demikian, karena situasi pandemi saat ini pihak kecamatan selaku fasilitator masih menunggu instruksi dari Bupati Bojonegoro.

“Pihak kecamatan sudah mengirim surat ke Pemkab Bojonegoro dengan tembusan DPMD, sekarang tinggal nunggu instruksi apakah boleh dilaksanakan sesuai jadwal tahapan atau tidak, kami mengikuti instruksi,” tutur Camat Kepohbaru Sri Nurma Arifah, saat dikonfirmasi wartawan.

Sekadar diketahui, sejumlah 18 desa se-Kepohbaru akan menyelenggarakan ujian pengisian Perades dengan jumlah lowongan 24 kursi jabatan yang didominasi kekosongan formasi jabatan Sekdes. Berdasar data yang dihimpun, sebanyak 462 peserta akan bertarung dalam kegiatan ujian ini.

Selamat bertarung. Keluarlah sebagai pemenang secara ksatria dan kalahpun tetap dengan kehormatan dan harga diri yang tinggi.

Salam..
Moch N. Saiq, Ka Biro TerasJatim.com, Bojonegoro dan Tuban

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim