Pemkot Surabaya Luncurkan Aplikasi Awasi Boyo, Apa Itu?

Pemkot Surabaya Luncurkan Aplikasi Awasi Boyo, Apa Itu?

TerasJatim.com, Surabaya – Puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-77, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meluncurkan aplikasi Awasi Boyo, yakni sistem Pengawasan Koperasi di Suroboyo. Ini menjadi salah satu upaya kolaborasi antara pemerintah dengan gerakan koperasi.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bersama Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati, mendampingi Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik, Arif Rahman Hakim, yang turut hadir dalam peluncuran aplikasi Awasi Boyo, di halaman Balai Kota Surabaya, Sabtu (20/07/2024).

Wali Kota Eri menyampaikan, pada peringatan Hari Koperasi Nasional ke-77, Pemkot Surabaya memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM terkait pengembangan ekonomi dengan meluncurkan aplikasi Awasi Boyo. Ini merupakan bentuk pengawasan terhadap kesehatan koperasi.

“Itu menjadi pemikiran kami, apa yang perlu ditingkatkan untuk menggerakkan ekonomi lagi. Pengawasan-pengawasan, kita banyak menggandeng anak muda. Bahkan kemarin untuk menggerakan ekonomi ada sertifikasi halal dan kita bergerak dengan anak muda Surabaya,” kata Cak Eri, sapaan akrabnya.

Dia melanjutkan, bahwah 40 persen anggaran APBD Kota Surabaya dialokasikan dalam program Padat Karya. Di dalamnya, terdapat warga yang tergabung dalam koperasi. “Kami memiliki forkopimda yang luar biasa, membantu kami menggerakkan koperasi, sehingga uang yang berputar di Surabaya bisa bergerak untuk warga Kota Surabaya, dan mengurangi kemiskinan,” lanjut dia.

Selain itu, sambung dia, Pemkot Surabaya juga terus mendukung pengembangan UMKM, salah satunya dengan memberikan kemudahan penerbitan NIB (Nomor Induk Berusaha) bagi para pelaku UMKM.

Hingga saat ini, Pemkot Surabaya telah menerbitkan 113.169 NIB bagi para pelaku UMKM di Kota Surabaya, di antaranya 65.070 NIB di sektor perdagangan, 24.561 NIB di sektor perindustrian, dan 23.538 NIB di sektor pariwisata.

“Kita memberikan motivasi kepada UMKM untuk mengurus NIB, sehingga berupaya melakukan inovasi untuk bekerja sama dengan stakeholder. Bahkan, Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyampaikan bahwa Surabaya bisa dijadikan contoh,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Arif Rahman Hakim mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya sebagai upaya peningkatan kapasitas SDM, dan memanfaatkan akses pembiayaan. “Jadi kami bermitra, maka saya berharap koperasi bisa terus menatap peluang-peluang dengan bermitra. Supaya usahanya bisa menembus pasar yang lebih luas,” kata Arif.

“Terima kasih bapak Walikota Surabaya dan jajaran atas terlaksananya peringatan Hari Koperasi Nasional ke-77. Melalui tekat dan semangat gotong royong, kita bisa berkontribusi dalam memajukan Kota Surabaya melalui pembangunan ekonomi,” imbuhnya.

Arif menambahkan, pada peringatan Hari Koperasi Nasional ke-77, pihaknya mengajak mewujudkan koperasi sebagai suatu ekosistem untuk mengkonsolidasikan, dan mengakselerasi para pelaku UMKM agar mereka bisa tumbuh dan lebih kuat dalam pelaksanaan usaha.

“Alhamdulilah, di tahun 2024 pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya sangat baik, di atas rata-rata nasional. Ini juga didukung oleh koperasi dan pelaku UMKM, di Surabaya jumlahnya lebih dari 99 persen,” ungkapnya.

Arif pun berharap, melalui 40 persen anggaran APBD Kota Surabaya yang dialokasikan untuk koperasi dan pelaku UMKM lewat programnya (Padat Karya), koperasi dan para pelaku UMKM dapat terus berinovasi agar bisa memperluas jangkauan pasar “Benar-benar sudah sudah diwujudkan, pelaku usaha bisa menikmati peluang yang disediakan oleh Pemkot Surabaya dan dipermudah dalam mendapatkan pasar di Surabaya. Perhatian pemkot sangat besar,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menyampaikan, aplikasi Awasi Boyo merupakan aplikasi penilaian kesehatan koperasi, dimana aplikasi tersebut telah diintegrasikan dengan pelayanan aplikasi Online Data System (ODS) Koperasi.

“Aplikasi Awasi Boyo untuk pengawasan kita, yang link (terhubung) dengan pusat. Untuk pengawasannya, antara lain dari permodalan, ketertiban koperasi, dan banyak hal yang sudah dilakukan koperasi atau tidak. Itu adalah kriteria koperasi, apakah sehat atau tidak,” pungkasnya. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim