Musim Kering, Stock Pangan di Ponorogo Aman

Musim Kering, Stock Pangan di Ponorogo Aman

TerasJatim.com, Ponorogo – Musin kemarau yang panjang mengakibatkan kekeringan melanda di berbagai wilayah. Termasuk juga di Ponorogo ada beberapa desa di 18 kecamatan mengalami kekeringan. Namun secara umum para petani di Ponorogo tetap menjalankan aktifitasnya, menanam berbagai jenis polowijo seperti jagung, kedelai, kacang hijau untuk menyiasati musim kering tahun ini. Jenis tanaman tersebut tahan terhadap kekeringan dan tidak terlalu banyak membutuhkan air. Banyak juga petani yang berani menanam padi di musim kemarau 2 (MK2) ini bagi mereka yang mempunyai system pengairan memadai yakni diesel. Meski dengan biaya operasional tinggi namun hasil panen di MK2 cukup bagus. “Musim gadu pindo niki biaya nggarap sabin ingkang awis mbak. Kagem diesel solare pun pinten, dereng opah tenogo ugi wiji nipun. Nanging asile nggih lumayan sami kaliyan musim gadu pisan,“ tutur Slamet salah satu petani di desa Carangrejo Sampung.

Sementara itu Kepala Kantor Ketahanan Pangan Ponorogo mengatakan bahwa stock pangan di Ponorogo aman meski di musim kering sekarang ini. “Untuk stock dan ketersediaan pangan di Ponorogo saat ini aman meski bulan September hingga Desember adalah saat paling kritis untuk ketersediaan pangan di semua daerah. Stock beras di musim MK2 ini sebanyak 29.358 ton sedang konsumsi mencapai 26.017 ton beras untuk 894.328 penduduk. Jadi kita masih surplus 3.341 ton beras,“ jelas Ir. Supriyanto, M.MA Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo. Disamping itu juga masih ada stock beras di masyarakat sebanyak 24.404 ton, di penggilingan sejumlah 28.083 ton, di distributor sebanyak 9.151 ton, pedagang sebanyak 3.050 ton serta di Bulog kurang lebih 35.000 ton. Dengan data diatas maka tidak ada rawan pangan untuk wilayah Ponorogo apabila ditata dan dihemat stock beras yang ada di berbagai elemen masyarakat meski ada beberapa wilayah yang mengalami kekeringan namun masih dapat teratasi.

Dan ada satu kebijakan Pemkab Ponorogo untuk mengurangi konsumsi beras sebesar 1.5% per tahun dan menggalakkan diversifikasi atau penganeka ragaman pangan. “Jadi pemerintah daerah menggalakkan konsumsi makanan selain beras, namun masih mempunyai nilai gizi yang setara seperti jagung, ketela, umbi-umbian terutama sayur dan buah-buahan. Dan masyarakat pun sekarang sudah cerdas untuk memilih jenis makanan yang sehat dan menyehatkan,“ imbuh Supriyanto.

Terkait dengan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, maka Supriyanto berharap kepada masyarakat Ponorogo untuk terus berkreasi menciptakan menu alternatif selain berbahan beras namun nilai gizinya setara. Pihaknya juga berkomitmen untuk memberikan nilai tambah dan nilai jual terhadap makanan khas daerah Ponorogo.
Dia juga menghimbau agar masyarakat menghemat air dengan segala upaya, dan dimusim hujan nanti hendaknya dilakukan penghijauan atau penanaman hutan kembali sebagai resapan air. Sedangkan di musim kering ini hendaknya petani lebih bijak memilih jenis tanaman yang tahan kering seperti kacang ijo, jagung, kedelai dan jenis polowijo lainnya. Dengan berbagai upaya dan terus berkarya, maka diharapkan masyarakat Ponorogo tetap tercukupi baik sandang, pangan maupun papan. (Anny/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim