Komposer Asal Austria Bakal Semarakkan Gema Tabuhan Pacitan

Komposer Asal Austria Bakal Semarakkan Gema Tabuhan Pacitan

TerasJatim.com, Pacitan – Dung … dung … dung … sayup-sayup terdengar suara mendengung nan mengalun indah dari luar mulut Gua Tabuhan, di Dusun Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jatim.

Makin mendekat ke sumber suara, bunyi itu begitu menggema memenuhi mulut gua, pun mampu menggetarkan dada. Ketika diresapi, alunan musik itu seolah mengantarkan kita pada suasana di masa lampau.

Dari pintu gua, nampak beberapa orang sedang memainkan instrument perkusi, seperti gong, kempul, drum hingga gamelan, dengan cara dipukul-pukul. Mereka, tidak berada di satu tempat ketika memainkan alat musik perkusi tersebut, tetapi masing-masing terpisah yang jaraknya belasan meter.

Ternyata, para esembel tersebut sedang gladi bersih. Mereka gelar latihan pamungkas sebelum unjuk gigi pada Festival Pacitanian dengan tajuk ‘Gema Tabuhan’ yang akan dilaksanakan di Minggu (08/12/2204) siang.

Salah satu di antara mereka adalah Elisabeth Schimana, seorang komposer berkebangsaan Austria. Ia mengkomandoi latihan tersebut, dan tampak menikmati tiap deru suara yang dihasilkan dari alat musik perkusi.

“Secara format pertunjukan, ini sangat menarik. Biasanya kalau lihat pertunjukkan itu kan panggungnya prosenium. Semua musisi, speaker ada di tengah, dan orang lihat ke arah satu panggung, kalau (Gema Tabuhan) ini enggak,” terang Ignatia Nilu, Kurator, Sabtu (07/12/2024).

“Yang menarik ini nanti ada beberapa lokasi penonton. Jadi, secara konsep panggung ini akan berbeda. Kemudian penonton, audience bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda,” sambungnya.

Di Gua Tabuhan, lanjutnya, punya beberapa ceruk yang berbeda. Di masing-masing lekukan itu, kata dia, punya amplifikasi atau perluasan yang juga berbeda. “Inilah yang diolah juga oleh Ibu Elisabeth. Jadi, kalau secara kompositoris itu, direspon,” jelas Nilu.

Sesuai jadwal, pergelaran itu akan dimulai pada pukul 10.00 WIB hingga 17.00 sore. Bagi publik yang hendak menyambangi dan ingin menikmati pengalaman pada event tersebut, bisa datang mulai pukul 13.00 WIB tanpa reservasi.

“Kita punya keterbatasan dengan ruang itu sendiri. Jadi hadirin yang datang itu ada undangan khusus. Beberapa sudah reservasi, dari Jakarta, Bandung, Flores dan sebagainya,” katanya.

Menurut Feri Elwafa, salah satu pengisi acara, pergelaran tersebut adalah pergerakan masyarakat untuk membaca dan menjaga kebudayaan. Pacitan, kata dia, memiliki cagar budaya yang luar biasa salah satunya Gua Tabuhan.

“Ini adalah satu-satunya. Kami ingin menyampaikan bahwa di sini ada hal penting, bukan hanya untuk Pacitan saja tetapi juga untuk Indonesia,” ujarnya, sembari berharap ke depan event itu terus digelar.

Pada pergelaran tersebut bukan hanya pertunjukkan musik perkusi saja, namun juga ada tari-tarian lokal, reog hingga ronthek. Usai pementasan di dalam gua, akan dilanjutkan dengan kirab budaya di sekitar lokasi, yang kemudian diakhiri dengan prosesi Pisowanan Tetabuhan, atau prosesi yang jadi simbol ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Sang Khaliq.

Sebagai asupan informasi, event ini dapat suport dari Kementerian Kebudayaan pun pemkab setempat. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim