Jamu Kuat

Jamu Kuat

TerasJatim.com – Sampai dengan hari ini, saya melihat beberapa  teman di biro sudah mencoba mengirimkan tulisannya dan sudah di-upload oleh teman-teman di TerasJatim.com.

Mas Yudi wartawan kita di Ponorogo yang mengawalinya. Dia menulis protesnya tentang listrik dan permasalahannya. Kemudian mbak Anny, mengiming-imingi kita dengan menulis semaraknya wisata kuliner di Kota Reog tersebut.

Disusul mas Eko biro Bojonegoro, yang melaporkan tentang kerusakan alam dan lingkungan di wilayah penambangan sumur tua.
Kemudian hari ini, mas Dimas reporter TerasJatim.com di Malang menulis tentang perang dingin antar pimpinan lembaga di Malang kota.

Sebagai sopir tangki-nya TerasJatim.com saya senang dan sangat appreciated. Empat reporter dari sekian awak di TerasJatim, sudah mencoba memberi warna baru yang lain, dan bisa jadi ini merupakan awal inspirasi untuk selalu dibagi.

Kita menyadari bahwa Jawa Timur itu luas. Pengertian luas bukan hanya sekedar Geografisnya saja,  jawa timur yang merupakan propinsi terbesar di Indonesia juga mempunyai banyak potensi. Termasuk luasnya pengetahuan masyarakat akan dunia media.

Jawa timur mempunyai sumber daya yang luar biasa, baik alam maupun manusianya. Banyak hal yang harus dipelajari, digali dan ditulis.

Teman-teman yang sehari-hari nongkrongin redaksi juga saya minta untuk selalu belajar sabar, tekun dan teliti. Tidak asal angkut dan asal bungkus, apalagi bekerja dengan cara-cara sopir angkot. Kudu dan harus cepat  untuk mengejar setoran.

Buat saya, TerasJatim.com adalah media baru dan di isi oleh orang-orang baru. Semua tim harus selalu menyadari kalau dirinya baru dan sedang belajar, bergaul  dengan hal-hal baru. Kita semua harus berangkat pada titik yang sama. Walaupun kita tahu, teman-teman di biro adalah orang kawak dan karaten  serta punya jam terbang di media.

Dari dulu saya selalu tidak percaya bahwa di dunia media ada orang yang pinter. Buat saya, orang pinter itu hanya sebutan buat “DUKUN”. Entah itu dukun santet atau dukun bayi.

Di media, kita dituntut untuk selalu dan terus belajar. Dinamika dunia dan peradaban setiap hari berubah cepat. Jika kita masih ingin eksis sebagai wong media, harus mengejar perubahan-perubahan itu. Kalau kita kukuh mengatakan sudah pinter, jangan harap kita bisa nututi untuk mbuntuti. Kita pasti jauh tertinggal, ditinggal, dan ujung-ujungnya  predikat kita akan berubah menjadi wong media bathok kelopo.

Belajar dari itu semua, maka saya pastikan bahwa TerasJatim.com, dengan Bismillah berangkat dari titik nol dan berkeyakinan serta niat yang baik, kita mulai menebar dan berusaha untuk terus berbagi manfaat.

Kita lebih bahagia jika dipandang dengan sebelah mata, dianggap anak bau kencur, tidak ada apa-apanya dan tidak diperhitungkan. Justru dari situlah, kita bisa belajar, berjalan dengan fokus dan nothing to lose.

Untuk menjadi sesuatu yang besar dibutuhkan sebuah proses, berangkat dan memulainya dari hal yang kecil. Kemudian dipadukan dengan etos kerja yang baik, tekun, jujur dan optimis. Itu semua adalah metode yang seharusnya kita jalani sejak kini.

Kepada segenap pengunjung, pembaca dan yang kesasar nge-klik di TerasJatim.com, mohon perkenannya untuk tidak terlalu berekspektasi terlalu tinggi terhadap kami.

Kami masih bayi, kami masih bau kencur dan masih banyak membutuhkan asupan gizi, berupa masukan dan saran yang konstruktif.

Beri kami jamu yang bisa membuat kami kuat. Kuat dari segala bidang. Kuat luwe, kuat isin dan kuat untuk terus mau belajar dari merangkak hingga bisa berlari cepat.

Jewer kami jika kami pongah. Peringatkan kami jika kami merasa pintar. Sebab kami wong media,  bukan wong pinter, apalagi merangkap jadi dukun santet dan dukun bayek.

Salam Kaji Taufan.

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim