Ikrar Sumpah Pemuda Bergema dari Balik Jeruji Besi Mapolres Pacitan

Ikrar Sumpah Pemuda Bergema dari Balik Jeruji Besi Mapolres Pacitan

TerasJatim.com, Pacitan – “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia”, “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”.

Begitulah, sayup-sayup terdengar suara belasan orang dari luar ruang sel tahanan Mapolres Pacitan Jatim, Kamis (28/10/2021). Semakin mendekat, bunyi suara itu bergema keras memenuhi ruangan.

Ternyata, suara itu berasal dari sejumlah pria yang sedang menjalani proses hukum dan sedang mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda, dengan dipandu oleh satu tahanan yang memegang selembar kertas bertuliskan naskah ikrar tersebut.

Dengan mengenakan kaos berwarna orange, berpeci dan memakai masker, sekitar 14 tahanan yang masih usia produktif itu terlihat serius saat menirukan pemandu mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda. Mereka berdiri, berjajar dengan jarak yang sesuai protokol kesehatan (prokes).

Para tahanan itu, tidak lain sedang memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 di tahun 2021 ini, yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober di setiap tahunnya. Meski di balik jeruji besi, hal itu tidak mengurangi makna dari peringatan itu sendiri.

“Tujuannya agar saudara-saudara kita yang sedang menjalani proses hukum ini tetap merasa sebagai bangsa Indonesia dan guna menumbuhkan semangat cinta Tanah Air,” ujar AKP Andika Hadiyan Widya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pacitan kepada TerasJatim.com, Kamis (28/10/2021).

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda itu, kata Andika, bukan hanya membaca Ikrar saja, tetapi juga ada lomba menggambar lambang negara Indonesia yakni Garuda Pancasila. Dengan maksud, agar mereka kembali mengingat dan diharapkan selalu menjadi pedoman, agar ke depan mereka menjadi manusia yang lebih bermanfaat.

Dalam lomba melukis itu, mereka hanya diberi waktu lima menit untuk menyelesaikan gambarnya. Jika hasil lukisan mereka baik, lengkap, mulai jumlah helai bulu pada sayap, ekor, leher Garuda dan letak simbol atau lambang sila-sila, mereka akan mendapatkan hadiah berupa uang.

“Lambang burung Garuda ini kan ada simbol-simbolnya. Lomba menggambar ini agar mereka bisa mengingat unsurnya apa saja, semoga apa yang diingat dan dituangkan itu bisa dipedomani kembali agar ke depan mereka bisa lebih baik dan berguna bagi bangsa dan negara,” terangnya.

Di samping itu, Andika mengingatkan agar mereka berperilaku lebih baik ketika kembali ke masyarakat. Menurutnya, ada dua poin penting yang harus dijaga yakni, bangga menjadi orang Indonesia dan berpegang teguh serta menumbuhan ideologi Pancasila pada generasi penerus bangsa.

“Mereka masih usia produktif, pemuda penerus bangsa dan harus mewariskan ideologi Pancasila kepada generasi penerusnya,” ucapnya.

Tema pada Hari Sumpah Pemuda kali ini adalah Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh. Pada momen tersebut para tahanan juga mendapat tausiyah dari pembimbing keagamaan yang ada di kepolisian setempat. Mereka pun tampak khidmat saat mengikutinya.

“Melalui tausiyah tersebut, diharapkan ke depan dapat memperkokoh keimanan mereka, dan tumbuh semangat cinta tanah air,” imbuhnya.

Sementara, SR, salah seorang tahanan di Polres Pacitan menyambut positif atas kegiatan tersebut. Dia juga mengaku senang karena hak sebagai warga negara untuk turut merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda terpenuhi, meskipun berada di dalam sel tahanan.

“Tentu kami senang. Kegiatan ini cukup positif bagi kami, dan kita merasa bangga menjadi pemuda Indonesia. Dengan pembinaan, motivasi dan tausiyah, harapan kami ke depan bisa dilakukan secara rutin,” ungkapnya, menambahkan. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim