Diendus Aparat Hukum, Skandal KUD Sinar Baru Kepohbaru Bojonegoro Jadi Rasan-rasan Warga

TerasJatim.com, Bojonegoro – Aparat Penegak Hukum (APH) telah mendengar adanya keluhan sejumlah pihak terkait dugaan amburadulnya pengelolaan keuangan KUD Sinar Baru, Kepohbaru, Bojonegoro, Jatim, yang diduga dilakukan oleh oknum pengurus KUD, berinisial KWT.
Bahkan, aparat dari unsur kejaksaan tersebut saat ini tengah melakukan Pengumpulan Bahan dan Keterangan (Pulbaket).
Pulbaket merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum audit investigasi, untuk memperoleh bukti dan informasi awal yang cukup, bahwa telah terjadi tindak pidana penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang.
Tak hanya itu, skandal oknum Bendaha KUD Sinar Baru tersebut, kini terus menjadi perbincangan publik. Disudut-sudut warung kopi dan grup medsos terus menggelinding hingga mengarah pada isu adanya dugaan pencucian uang alias money laundry.
Kendati tidak secara terbuka, warga tak ada yang menyangkal bahwa gaya hidup KWT ini terbilang ‘ngedap-edapi’ layaknya bigboss. Bahkan ada yang mengatakan, ibaratnya semua dibanderol dengan uang.
“Iya, benar. Sepanjang yang kita tahu, kaji (KWT) itu gak pernah bersosialisasi dengan tetangga. Wong nduwe, ora pati butuh tonggo ketoke. Segala sesuatu diukur duit, nek perlu ndhas e wong-wong dibanderoli,” ungkap sumber TerasJatim.com, Jumat (07/02/2025).
Sumber yang sengaja dirahasiakan TerasJatim.com ini mengaku, jika isu skandal asmara KWT dengan perempuan yang juga staf KUD itu benar adanya. Meski itu urusan pribadi, semua orang sedesa pun sudah mengetahui hal itu.
Menurutnya, istri simpanannya itu kini tiba-tiba kaya raya, mobilnya 2 unit dan rumahnya dibangun megah. “Dugaan siri itu semua orang ya tahu lah. Gaya hidupnya sekarang atas toh, istilahnya mungkin untuk pencucian uang. Kabarnya aset tanah milik kaji (KWT) juga dibalik nama menjadi milik dia. Belum lagi, mobil 2 unit, kios pupuk dan fasilitas lain. Mosok KUD kok seperti milik keluarga pribadi kaji (KWT),” lanjut dia, sambil memastikan bahwa memang itu kenyataannya.
Sumber mengaku, beberapa hari ini perbincangan di grup medsos desanya semarak dengan pemberitaan KWT. Menurutnya, berbagai komentar pedas warga atas gaya hidup oknum KWT yang disinyalir ‘sok atas’ pun tak luput dari perbincangan warga yang jengah. “Pancen yo ngunu kuwi, ora tau srawung gak patek duwe kepedulian dengan tetangga dan angkuh. Yo meneng, tapi asline rumangsa paling sukses dewe,” ungkap dia.
Ungkapan tersebut sejalan dengan pemberitaan sebelumnya. Misal, setiap kali Rapat Akhir Tahun (RAT) KUD selalu ada ketimpangan dalam pembagian laba usaha yang dikelola. Selain jumlah yang dibagikan receh, hal itu tak mendongkrak ekonomi anggota, sebagaimana semangat koperasi untuk kesejahteraan bersama.
Padahal, nilai yang dikelola Rp.2 miliar lebih, tapi pengurus dan anggota yang bukan kroni KWT ekonominya tak beranjak dan biasa saja.
Tentu saja, hal itu berbanding terbalik dengan kondisi KWT dan para kroni, termasuk istri siri yang ekonominya meroket dengan sejumlah aset yang mereka punya tanpa butuh waktu lama.
Diduga kuat, hal ini lantaran adanya praktik ‘patgulipat’ dengan cara memonopoli usaha yang semestinya dikelola bersama-sama menjadi bisnis keluarga. (Tim/Saiq/TJ)