Dalam Sepekan, 3 Kali Kesurupan Massal di SMK PGRI 3 Malang
TerasJatim.com, Malang – Kesurupan masal yang terjadi di SMK PGRI 3 Malang pada hari Sabtu (14/11) lalu kembali terulang. Hari Senin (16/11) lalu sebanyak 10 Siswa mengalami kerasukan di halaman sekolah pada pukul 06.45 WIB.
Pada Selasa (17/11) kemarin, pihak sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar dan mengadakan istighotsah, sehingga tidak ada satupun siswa yang kesurupan.
Sementara hari Rabu (18/11) ini, siswa kembali mengalami kesurupan massal.
Menurut M Lukman Hakim, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK PGRI 3, bahwa penyebab terulangnya kesurupan masal tersebut karena siswa masih mengalami ketakutan yang berlebihan sehingga menimbulkan alam bawah sadar siswa muncul.
Menurut Lukman, siswa yang kesurupan pada hari Senin kemarin berjumlah 10 siswa. Sedangkan peristiwa kesurupan pertama pada Sabtu lalu berjumlah 15 siswa.
Lukman menerangkan bahwa awal mula kejadian tersebut terjadi ketika siswa jurusan penjualan mengadakan sebuah bazaar mingguan. Kegiatan tersebut tidak lain untuk melatih siswa untuk mendapat keuntungan dalam hal bisnis dan perdagangan. Namun disamping mengadakan bazaar siswa tersebut juga kerap mempertontonkan pertunjukan.
Pada acara bazaar tersebut, siswa menampilkan kesenian kuda lumping. Kemudian salah satu siswa menyalakan dupa. Hal itu lah yang disinyalir penyebab kesurupan masal tersebut.
Lukman menuturkan, siswanya sudah terbiasa memainkan gamelan dan kuda lumping. “Orang tua mereka biasanya ‘membawai anak-anaknya dengan hal-hal semacam itu,” imbuh Lukman.
Ia juga menambahkan, hal ini tidak akan terjadi jika tidak ada yang mengganggu. Ia juga menanyai siswa yang tengah kerasukan. Siswa tersebut berkata ia merasa terganggu. Ada sekitar tiga ustadz yang menangani siswa yang kerasukan tersebut. Setelah sadar siswa yang mengalami kerasukan selanjutnya diantar kerumah masing-masing.
Setelah seluruh siswa di pulangkan segenap guru langsung berinisiatif untuk membersihkan masjid yang digunakan untuk menyadarkan siswa yang kesurupan.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah berencana akan memanggil orang yang dianggap bisa berkomunikasi dengan makhluk halus. Selain itu pihak sekolah akan memanggil wali murid yang mengalami kesurupan, guna memberi konfirmasi agar sekolah bisa tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan siswa untuk pemulihan. Sekolah juga akan berusaha untuk membantu proses pemulihan. (Dim/TJ)