Curah Hujan Tinggi, Petani Bawang di Situbondo Merugi Jutaan Rupiah

Curah Hujan Tinggi, Petani Bawang di Situbondo Merugi Jutaan Rupiah

TerasJatim.com, Situbondo – Tingginya curah hujan sejak dua pekan terakhir mengakibatkan petani bawang merah di wilayah Kabupaten Situbondo Jatim, mengalami kerugian.

Enccun (34), salah seorang petani bawang asal Desa Mangaran Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo mengaku, curah hujan tinggi telah merusak tanaman bawang merah miliknya sebelum musim panen tiba.

Ia mengaku hasil panen yang didapatkan kali ini tidak sesuai harapan. Pucuk daunnya layu membuat buahnya mengecil dan membusuk akibat genangan air hujan. Akibatnya ia harus merugi hingga mencapai jutaan rupiah.

“Tanaman bawang merah saya sudah layu dan membusuk. Itu terjadi akibat curah hujan dalam dua pekan terakhir cukup tinggi dan saya rugi besar sampai jutaan lah,” ucap Encun kepada TerasJatim com, Jumat, (01/12).

Karena kondisi tersebut, ia terpaksa memanen bawang yang belum cukup umur. Jika ditunggu sampai saatnya panen, dipastikan ia akan gagal panen. Hal ini tidak hanya terjadi padanya hampir semua petani bawang merah di sekitarnya mengalami hal serupa.

“Kalau nunggu cukup umur maka akan mengalami kerugian yang lebih banyak lagi. Daripada  merugi lebih banyak lagi, terpaksa kami melakukan panen lebih awal,” kata dia.

Secara detail, Enccun mengatakan, dengan 300 kilogram bibit bawang merah yang ditanamnya, ia harus mengeluarkan modal lebih dari Rp10 juta untuk pengolahan lahan, pemupukan, dan penyemprotan. Jumlah Itu belum termasuk harga bibit senilai Rp 2,5 juta per 100 kilogram.

Tak beda dengan Encun, petani bawang lainnya, Burhan (46), warga Desa Tenggir Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo menuturkan, tanaman bawang merah sangat rentan terhadap curah hujan, sehingga perubahan cuaca sangat memengaruhi kualitas tanaman.

“Bawang merah cocok ditanam pada musim kemarau. Jika kebanyakan air justru akan membuat tanaman layu dan membusuk sebelum masa panen,” kata Burhan.

Kini sejumlah petani terpaksa memanfaatkan lahan setelah panen bawang untuk menanam padi.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, Farid Kuntadi saat dikonfirmasi mengharapkan agar para petani sebelum menanam bawang merah di luar musimnya, seharusnya perlu mengetahui varietas yang mampu beradaptasi di musim hujan.

Menurut Farid, pihak Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) saat ini telah menghasilkan empat varietas bawang merah yang tahan terhadap kondisi banyak air yakni, Pikatan, umur panen normal 55 hari, potensi hasil 6,2 – 23,3 ton/hektar dengan keunggulan tahan simpan sampai 6 bulan.

Sedangkan Pancasona, umur panen normal 57 hari, potensi hasil 6,9 – 23,7 ton/hektar dengan keunggulan tahan simpan 3 – 4 bulan.

Trisula, umur panen normal 55 hari, potensi hasil 6,5 – 23,2 ton/hektar dengan keunggulan tahan simpan sampai 5 bulan, serta Mentes, umur panen normal 58 hari, potensi hasil 7,1 – 27,6 ton/hektar dan tahan simpan sampai 3 – 4 bulan.

Farid menambahkan, pengolahan lahan usaha tani bawang merah pada musim hujan, dapat dilakukan di lahan sawah dan lahan kering. Tapi, sebaiknya di lahan kering atau tegalan, atau di lokasi yang terbuka dan tidak terlindung tanaman besar seperti pohon kelapa dan bambu.

“Jenis tanah yang cocok ialah alluvial, latosol cokelat, andisol. Bisa juga jenis tanah lain yang mudah membuang kelebihan air. Jenis tanah yang sangat liat (kurang porous) seperti grumosol ataupun podsolik merah kuning sebaiknya dihindari,” pungkasnya. (Edo/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim