Berniat Menyeberang Pakai Perahu Tambangan, Mobil dan Sopirnya Tenggelam di Kali Brantas

Berniat Menyeberang Pakai Perahu Tambangan, Mobil dan Sopirnya Tenggelam di Kali Brantas
Lokasi penambangan perahu di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang memakan korban tenggelam

TerasJatim.com, Blitar – Sebuah mobil jenis minibus  carry beserta sopirnya terjatuh ke dalam sungai Brantas saat akan menyeberang di penambangan Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Diduga akibat rem blong, minibus milik Suwandi (60) warga setempat, meluncur dan tenggelam di aliran Sungai Brantas, saat akan naik di atas perahu tambangan.

Insiden tersebut membuat Suwandi beserta mobil Suzuki Carrynya tenggelam dan sampai berita ini diturunkan belum diketemukan.

Kapolresta Blitar, AKBP Yossy Runtukahu mengatakan, posisi mobil sudah terparkir menghadap selatan, sementara badan perahu menghadap ke arah timur dan barat.

Saat mobil berniat akan turun ke perahu, sopir tidak bisa menguasai kendaraan dan diduga remnya blong, sehingga mobil langsung terjun ke sungai Brantas.

“Mobil sudah di handrem, tapi dimasukkan gigi nol sehingga rodanya meluncur ke depan dan menabrak pipa pembatas, jadi langsung tercebur dan tenggelam ke sungai,” papar Yossy.

Sementara, Sutikno (55), pria yang mengemudikan perahu tambangan mengaku, saat itu mesin mobil dalam kondisi mati sehingga mobil melaju kencang ke perahu.

Bahkan mobil juga menabrak pembatas perahu sebelum terjun bebas ke sungai Brantas.

“Sopir sempat berteriak-teriak minta tolong, saat berhasil keluar mobil dan langsung dilempar pelampung oleh tukang tambangan, namun kondisi badannya justru semakin tenggelam sebelum sempat menggapai pelampung.” ujar Sutikno.

Menurut informasi dari beberapa warga, Suwandi sebetulnya sudah terbiasa menggunakan perahu tambang ini setiap akan menyeberang ke Rejotangan, Tulungagung. Bahkan dalam sehari, ia bisa menyeberang dua kali.

Selain biayanya murah hanya Rp 5 ribu per mobil, juga dianggap lebih hemat waktu karena hanya membutuhkan waktu setengah jam dan tidak perlu memutar melewati jalur darat yang jaraknya mencapai 25 km.

Jasa penyeberangan dengan perahu tambangan di desa tersebut memang  selama ini kerap dimanfaatkan oleh mereka sebagai jalur alternatif. Dengan naik perahu tambang, mereka bisa lebih memperpendek waktu.

Warga tidak harus memutar baik lewat Kademangan, Kabupaten Blitar ataupun lewat Tulungagung terlebih dahulu untuk ke lokasi tujuan.

Kondisi penyeberangan yang lebarnya 50 meter dengan kedalaman sungai sekitar 10 meter itu, saat ini terpasang police line. Dan untuk sementara aktifitas penyeberangan ditutup sampai korban berhasil ditemukan. (Aji/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim