Aturan Baru ASDP Ketapang Diterapkan, Antrian Penyeberangan Menjadi Panjang

Aturan Baru ASDP Ketapang Diterapkan, Antrian Penyeberangan Menjadi Panjang
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, saat menyapa sopir angkutan yang antre di pelabuhan penyebrangan ASDP Ketapang Banyuwangi

TerasJatim.com, Banyuwangi – Dua hari terakhir, antrian kendaraan di Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi Jawa Timur yang hendak menyeberang ke Pulau Bali terlihat memanjang. Bahkan sejak kemarin, antrian tersebut mengular hingga Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi.

Antrian kendaraan tersebut tidak hanya imbas dari pasca penutupan hari raya nyepi, namun juga dipicu adanya perintah Kementrian Perhubungan RI tentang keselamatan berlayar.

Perintah tersebut mewajibkan setiap kendaraan dan penumpang yang akan melakukan pelayaran harus tercatat di manifest. Selain itu setiap kendaraan besar harus dilakukan pengikatan (lasing).

Menurut Kepala Otoritas Penyeberangan Pelabuhan (OPP) Ketapang Banyuwangi Arif Mulyanto kepada TerasJatim.com, mengatakan, dengan adanya kewajiban mengisi manifest secara manual dan lasing tersebut, waktu untuk bongkar muat kapal membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Biasanya bongkar muat hanya butuh waktu 30 menit, dengan adanya peraturan tersebut saat ini butuh waktu 1 jam lebih”, jelasnya.

Arif menambahkan, selain itu antrian panjang juga diperparah adanya larangan kapal pengangkut barang yang tidak boleh sekaligus mengangkut penumpang. Sehingga  banyak pemilik kendaraan yang tidak mau menaikkan kendaraannya ke dalam kapal, jika mereka tidak diperbolehkan naik kapal yang sama dengan kapal yang mengangkut kendaraannya.

Menyikapi hal tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar rapat bersama sejumlah pihak terkait di Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi guna mencari solusi.

Dalam rapat, mereka sepakat proses pencatatan manifest prosedurnya diperpendek. “Untuk mempercepat manifest yang telah diisi penumpang, tidak perlu disalin lagi, namun cukup disatukan dengan lembaran rekapitulasinya dan dibawa ke pihak syahbandar,” ujarnya.

Menurut Anas, akibat kemacetan dipelabuhan ASDP Ketapang, perekonomian masyarakat terganggu. Hal ini dikarenakan pihaknya menerima laporan adanya bahan makanan yang hendak dikirim ke Bali menjadi busuk, lantaran kendaraan pengangkut bahan makan tersebut tidak dapat menyeberang dengan cepat.

“Tidak hanya itu, dampak lainnya jumlah wisatawan yang hendak menikmati libur ahir pekan merosot drastis, bahkan hingga 70 persen,” pungkas Anas. (Irh/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim