Arus Mudik Lebaran 2023, Tidak Ada Kenaikan Tarif Bus Ekonomi

Arus Mudik Lebaran 2023, Tidak Ada Kenaikan Tarif Bus Ekonomi

TerasJatim.com, Surabaya – Menghadapi arus mudik lebaran 2023 atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Perusaan Otobus (PO) sudah sangat siap. Bahkan dipastikan tidak ada kenaikan tarif bus untuk kelas ekonomi.

“Tarifnya saat lebaran nanti tetap seperti saat ini, tidak naik. Tarif ekonomi telah ditentukan dalam aturan Pergub. Ada tarif batas bawah dan atas. Melebihi batas atas, jelas menyalahi aturan,” kata Wakil Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jatim, Firmanyah Mustafa, saat dikonfirmasi, Selasa (11/04/2023).

Firman mengatakan, jika ada perusahaan bus yang menaikkan tarif untuk kelas ekonomi, maka akan berurusan dengan pelaksana kebijakan. PO bisa mendapatkan sanski berupa teguran. “Bahkan jika ditemukan bukti kuat, bisa juga mendapat sanski hingga pencabutan izin trayek,” jelasnya.

Menurut Firman, yang boleh menaikkan tarif adalah untuk bus non ekonomi. Dia menyarankan, untuk tiket non ekonomi, agar penumpang membayar ketika berada di dalam bus atau membelinya di agen-agen resmi. “Jangan percaya dengan calo-calo yang menawari tiket non ekonomi. Beli saja di agen resmi,” tuturnya.

Firman juga menyampaikan, tidak hanya kesiapan kendaraan, namun juga awak bus seperti sopir, kernet dan kondekturnya juga menjalani cek kesehatan. “Kami tidak tahu apakah akan ada penambahan armada atau tidak. Yang pasti sudah kami siapkan jika sewaktu-waktu dihubungi untuk tambah armada,” sebut dia.

Dia mengaku optimis, jika pada mudik lebaran kali ini akan terjadi lonjakan penumpang. Hal ini dikarenakan antusiasme masyarakat yang 2 tahun sebelumnya tidak bisa mudik karena pandemi Covid-19.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono mengatakan, antusiasme masyarakat untuk mudik kali ini diprediksi meningkat. Berdasarkan kajian Puslitbang Kementerian Perhubungan, sebanyak 21,2 juta orang yang akan melalukan perjalanan mudik ke Jatim.

Nyono mengungkapkan, puncak arus mudik diprediksi pada 21 April, sedangkan puncak arus balik pada 25 April. Ia mengaku telah menyiapkan 652 armada bus di 18 terminal tipe A dan 28 terminal tipe B. “Jumlah tersebut sudah termasuk antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antar kota antar provinsi (AKAP),” jelasnya.

Lebih lanjut, Nyono menambahkan, diperkirakan nantinya ada peningkatan angkutan bus sebanyak 29 persen. Kalau tahun 2022 jumlah penumpang bus sebanyak 2,2 juta, namun tahun ini diperkirakan 2,85 juta orang. “Untuk pengaturan lalu lintas khususnya kendaraan barang yakni di ruas jalan tol dan ruas jalan arteri,” katanya.

Menurutnya untuk jalan tol pembatasan operasional angkutan barang mulai pukul 00.00 tanggal 19 April hingga 21 April. Arus balik 24 April hingga 26 April. Selain itu 29 April hingga 2 Mei. “Yakni ruas jalan Ngawi – Kertososo, Mojokerto – Surabaya, Surabaya – Gempol, Surabaya – Gresik, Gempol – Pandaan, Gempol Pasuruan, Pasuruan – Probolinggo dan Pandaan – Malang.

Kemudian, untuk jalan yang bukan tol adalah Pandaan – Malang, Probolinggo – Jember, Jombang – Caruban dan Banyuwangi -Jember.

Nyono menyebutkan, kendaraan barang yang boleh melintas pada saat pembatasan tersebut, yakni yang memuat bahan bakar minyak (BBM), barang ekspor impor menuju pelabuhan laut, ternak, air minum dalam kemasan, hantaran pos dan sembako. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim