Ambulance Puskesmas Pakisaji Tolak Angkut Pasien
TerasJatim.com, Malang – Seorang pasien Moch Ihsan (65) warga Jalan Raya Pakisaji 174 RT16 RW 04 Desa Pakisaji Kecamatan Pakisaji yang menderita penyakit jantung harus meninggal dunia di perjalanan, setelah petugas pelayan Puskesmas Pakisaji menolak mengantarkan ke rumah sakit dengan ambulance dengan alasan prosedur.
Peristiwa Bermula Sabtu pagi sekitar 03.30 Tanggal 24 Oktober 2015, pasien diantar anaknya Bastian ke Puskesmas Pakisaji untuk mendapatkan pertolongan pertama dengan harapan penyakitnya bisa tertolong. Tetapi korban hanya diberi bantuan oksigen, kemudian meminta untuk dirujuk ke rumah sakit, dan dibawa ke rumah sakit Wava Husada dengan dibawa ambulnce.
Dua petugas laki laki yang bertugas saat itu menolak dengan dalih memerlukan waktu lama karena terbentur aturan dan beberapa prosedur yang lainya.
Saat itu sempat terjadi adu mulut dengan anak pasien karena prosedur yang dirasa sangat berbelit-belit. Bastian anak pasien mengatakan prosedurnya berbelit belit dan njlimet, sehingga kami memtuskan mencari bantuan tetangga untuk mengangkut orang tua kami.
“Peristiwa ini yang kedua kali, dulu saat orang tua perempuan saya sakit, katanya habis oksigen. Sekarang yang kedua orang tua laki saya, prosedur-e mbulet ,”ujarnya.
Pihaknya berharap Bupati Malang segera bertindak dan memberikan teguran keras kepada kedua petugas yang bertugas saat itu, serta apabila sangat diperlukan harus ditindak dengan tegas, agar peristiwa ini tidak terulang kembali.
Sementara itu, saat dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang H. Abdurahman membantah Puskesmas Pakisaji tidak melayani pasien. Tetapi keluarga korban menolak untuk menggunakan ambulance dan menggunakan kendaraan sendiri .
Abdurahman meminta media untuk klarifikasi dengan kepala Puskesmasn Pakisaji langsung, karena dianggap yang lebih tahu. Pihaknya berjanji, hari senin besuk akan melakukan klarifikasi terkait masalah tersebut dan mengajak keluarga paisen untuk bersabar,.
Sedangkan salah satu keluarga pasien yang tidak mau disebutkan namanya, mengakui tidak benar jika keluarganya menolak tawaran petugas puskesmas. Bahkan keluarga mereka mau membayar, namun oleh dua petugas dikatakan dalihnya terbentur aturan dan prosesnya lama. Sehingga akhirnya keluarga berninisiatif menggunakan mobil keluarga.
‘Yah kita bagaimana lagi wong kita dipingpong,’ Ujarnya. (Sla/TJ)