4 Korban Ambrolnya Perosotan Waterpark Kenjeran Jalani Operasi di RSUD dr. Soetomo

4 Korban Ambrolnya Perosotan Waterpark Kenjeran Jalani Operasi di RSUD dr. Soetomo
Ilustrasi

TerasJatim.com, Surabaya – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya, merawat 7 pasien korban insiden ambrolnya perosotan air waterpark Kenjeran Surabaya. Dari jumlah itu, 4 korban diantaranya harus menjalani operasi.

Hal itu diungkapkan Dirut RSUD dr. Soetomo, dr. Joni Wahyuhadi, usai mendampingi kunjungan Menko PMK Muhadjir Effendy bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, pada Minggu (08/05/2022).

“Ada 7 pasien yang kita rawat. Satu pasien kita lakukan operasi hari ini karena memang kondisinya harus dioperasi hari ini,” kata Joni.

“Besok ada 3 pasien yang akan dioperasi. Operasi tidak sebesar hari ini, mudah-mudahan berjalan lancar. Sementara kondisi 3 lainnya tidak terlalu parah,” lanjutnya.

Sebelumnya, RSUD dr. Soetomo merawat 8 pasien korban ambrolnya perosotan air waterpark Kenjeran. Karena kondisi dinilai secara medis sudah membaik, 1 pasien telah diperbolehkan pulang.

Pasien yang saat ini dirawat terdiri dari pasien berusia dewasa dan anak-anak. Di antara mereka ada yang bersaudara. “Dari 7 yang kami rawat, ada 1 pasien yang dimasukkan di ventilator karena memang ada gangguan di paru-paru, di wajah dan di otaknya. Dari penilaian kami, InsyAllah bisa dilakukan pertolongan,” sambungnya.

Baca juga: https://www.terasjatim.com/jenguk-korban-perosotan-di-rs-wali-kota-eri-pengelola-kenjeran-park-harus-bertanggungjawab/

Selain penanganan medis, sambung Joni, RSUD dr. Soetomo Surabaya juga akan memberikan trauma healing kepada korban sesuai arahan Gubernur Khofifah.

“Semuanya sudah diberikan support oleh ibu Gubernur dan bapak Menko PMK, keluarga sudah diberi edukasi, dan pesan ibu Gubernur kami melakukan trauma healing karena memang kelihatannya di samping cedera fisik juga psikisnya. Pasien tadi kelihatannya ketakutan. Bisa dibayangkan jatuh dari ketinggian seperti itu,” ungkapnya.

Healing secara psikis ini, sambung Joni, harus dilakukan begitu kondisi pasien stabil berdasarkan orientasi waktu, orang dan tempat.

Dia menggambarkan kondisi pasien mengalami ketegangan dan trauma mendalam. “Kalau dilihat, tadi wajahnya tegang. Kita bisa sadari, jatuh seperti itu tidak diduga-duga,” pungkasnya. (Ah/Kta/Red/TJ)

Baca juga: https://www.terasjatim.com/gubernur-cek-lokasi-runtuhnya-perosotan-waterpark-kenjeran-surabaya/

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim