Wali Murid Tolak Regrouping Sekolah Masa Kecil Presiden RI Ke-6

TerasJatim.com, Pacitan – Sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Pacitan, Jatim, bakal diregrouping. Penggabungan itu ternyata juga menyasar sekolah masa kecil Presiden RI ke-6; SDN 1 Baleharjo, yang rencananya dilebur jadi satu dengan SDN 2 Baleharjo.
Wacana itu dapat reaksi keras dari para wali murid. Mereka menolak. Bahkan sepakat melakukan mogok belajar, jika sekolah tersebut benar-benar diregrouping.
Menurut Mohtarom, Ketua Komite SDN 1 Baleharjo, ada sejumlah faktor yang membuat para wali murid tegas menentang, yakni sekolah tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki nilai sejarah, prestasi, serta jadi tempat belajar favorit di jantung kota 1001 gua.
Di satu sisi, lanjut dia, Presiden Republik Indonesia Ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono, juga menimba ilmu di SDN 1 Baleharjo, bahkan menurutnya tidak sedikit alumni yang jadi tokoh penting di negeri dengan dua musim ini.
“Ini sekolahnya Bapak SBY. Belum lagi sederet prestasi sekolah yang didapat. Dari situ saja Pemkab seharusnya sudah paham. Ini kok mau diregrouping,” kata Mohtarom, Selasa (15/04/2025).
“Ini sekolah memiliki nilai sejarah. Maka, kami tidak bisa melepaskan anak-anak begitu saja, dan akan berusaha bertahan agar SDN 1 Baleharjo tidak diregrouping,” sambung dia.
Mohtarom memaparkan, penolakan para wali murid itu tentu ada alasan yang laik dijadikan rujukan untuk dipertimbangkan, di antaranya yakni, sederet prestasi yang tidak diperoleh sekolah lain, termasuk baru-baru ini murid di sekolah itu mewakili OSN tingkat Provinsi Jatim. Di samping itu, tiap tahun ajaran baru penerimaan murid masih memenuhi kuota.
“Alasan wali murid melakukan penolakan cukup logis. Beberapa faktor lain juga jadi pertimbangan mereka menolak rencana regrouping. Murid di SDN 1 Baleharjo ada 122 anak. Sedangkan syarat regruoping, jika sekolah itu hanya dihuni kurang dari 60 anak. Bahkan jauh hari ada 6 anak yang daftar di SDN 1 Baleharjo,” ujarnya.
Para wali murid mengaku resah dengan wacana tersebut. Mereka berusaha menyuarakan penolakan kepada Dinas Pendidikan melalui komite sekolah, dan meminta agar Pemkab setempat mengkaji ulang terkait rencana regrouping SDN 1 Baleharjo. Hanya saja, sejauh ini suara itu masih menggantung, dan belum berlabuh pada muara kepastian: batal regrouping.
“Anak-anak saat ini sedang semangat belajar, kini mereka enggan bersekolah karena regrouping. Jika harus tegas, nanti benar-benar digabung, maka anak-anak akan mogok belajar,” ungkap Mohtarom, menambahkan.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Pacitan, Ririh Enggar Purwati mengatakan, Dindik telah melakukan musyawarah dengan berbagai pihak, dan tinggal menunggu keputusan Bupati Pacitan. Di satu sisi, ia menyebut ada 14 sekolah dasar negeri yang akan di regrouping. Termasuk SDN 1 Baleharjo.
“Dari hasil kajian Litbang, ada yang diajukan ke Bupati Pacitan untuk regrouping. Tim kami sudah ke lapangan. Ada beberapa (sekolah) yang menolak. Dinas Pendidikan hanya sebatas menjalankan regulasi saja. Finalnya pengajuan, tinggal keputusan bupati,” terang Ririh, terpisah.
Sebagai informasi, berikut daftar sekolah dasar negeri di Pacitan yang akan digabung, SDN 1 dan 2 Ploso Pacitan, SDN 1 dan 2 Baleharjo Pacitan, SDN 1 dan 2 Glinggangan Pringkuku, SDN 1 dan 3 Candi Pringkuku, SDN 1 dan 3 Klepu Donorojo, SDN 1 dan 3 Pagerlor Sudimoro, SDN 2 dan 3 Wonodadi Kulon. (Git/Kta/Red/TJ)