Sendang Gong yang Terabaikan

Sendang Gong yang Terabaikan
Kondisi sendang Gong Karan yang merana tak terurus

TerasJatim.com, Bojonegoro – Sendang Gong atau Sendang Karan yang terletak di Desa Gunungsari, Baureno, Bojonegoro, yang menurut warga setempat tak pernah mengalami penyusutan air hingga ke bagian dasar sejak dulu kala, kini “sat ngglethek” meski tidak sampai kering kerontang.

Kawit aku isek cilik yo durung tau tumon sendang sat koyo saiki. Jaman saya masih kecil dulu air sendang ini melimpah dan bening sekali hingga tembus ke dasar sendang, gak pernah surut,” ujar Munib (39), sambil mengenang masa kecilnya yang sering berenang di sendang dengan sumber air mengandung belerang tersebut.

Dahulu, menurutnya, sendang gong tersebut merupakan tempat yang paling nyaman untuk mengisi hari-hari lantaran suasananya yang sejuk dengan pepohonan rindang. Ia menceritakan, selain untuk bermain, air sendang yang mengalir juga dimanfaatkan warga untuk kebutuhan mandi dan mencuci kedelai bahan tempe yang menjadi salah satu mata pencaharian mayoritas warga di sana.

“Selain itu, air sendang juga diyakini bisa menjadi alternatif menyembuhkan penyait kulit karena mengandung belerang. Mbiyen nek gatel ya kungkum di sendang dengan sabunan linet dari dasar sendang. Dulu yang ke sini banyak juga yang dari luar daerah,” kenangnya.

Namun kini, keberadaan sendang itu nampak kurang terurus dan kumuh. Tembok penahan tanahnya ambrol di sana-sini tidak terawat.

Parahnya, sumber air yang dulu kabarnya mencapai 3 ribu liter perdetik sekarang hanya tinggal 30 liter perdetik bahkan makin menyusut. Hal itu diduga karena tidak pernah dilakukan pengerukan sedimen tanah.

Sendang yang mestinya berpotensi menjadi lokasi wisata karena letaknya di kaki pegunungan kapur dan berdekatan dengan goa purba tersebut seolah dibiarkan terbengkalai oleh pemangku kebijakan dan dinas terkait.

Perjuangan sejumlah komunitas pelestari alam seolah juga bertepuk sebelah tangan, tanpa respon berarti.

“Kabarnya dulu akan direnovasi dan akan dijadikan lokasi wisata berbasis alam oleh pemkab, tapi sampai saat ini kok belum ada kabar tindak lanjutnya. Emboh piye karepe, ra dunung aku,” timpal warga lainnya dengan nada kecut. (saiq/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim