Sempat Ditolak Puskesmas, Bocah Terjangkit DBD Akhirnya Meninggal Dunia

Sempat Ditolak Puskesmas, Bocah Terjangkit DBD Akhirnya Meninggal Dunia
Foto mendiang Reyhan Jihadan Al Jauziyah (5), bocah asal Segodorejo, Kecamatan Sumobito Jombang, yang diduga meninggal akibat DBD

TerasJatim.com, Jombang – Diduga karena terjangkit virus Demam Berdarah Dengue (DBD), dua warga Jombang Jawa Timur dalam seminggu ini meninggal dunia. Kedua korban yang meninggal dunia diyakini akibat DBD, hal ini sesuai pengakuan dari masing-masing orang tuanya.

Kedua korban meninggal dunia akibat DBD adalah Aqila Hanum (7), warga Dusun Karangrejo, Desa Alang-alang Caruban, Kecamatan Jogoroto, serta Reyhan Jihadan Al Jauziyah (5), bocah asal Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

Aqila, meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang. Di rumah sakit itu, trombosit putri dari Masrur Ridlo tersebut sempat drop, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 31 Januari 2016.

Sedangkan Reyhan, meninggal dunia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. Putri dari Marsaid dan Dewi Untari itu, diyakini meninggal karena serangan nyamuk demam berdarah. “Hasil lab pertama itu typus, kemudian di lab-kan lagi ternyata kena DBD. Awalnya dirawat di Puskesmas (Sumobito), lalu dirujuk ke RS dr. Moerdjito, karena kondisinnya makin parah, malam-malam dirujuk RSUD Jombang,” ungkap Marsaid, Jum’at (05/02).

Marsaid mengaku pasrah dengan kematian anaknya pada Rabu malam (03/02) lalu, saat dirawat di ICU Central RSUD Jombang. Namun yang dia sesalkan, penolakan dari Puskesmas yang menolak kedatangan anaknya saat akan berobat.

Saking jengkelnya, Marsaid mengaku sempat mengusir kehadiran tim dari Puskemas Sumobito yang hendak melakukan penelitian di rumahnya. “Buat apa penelitian, anak saya sudah mati,” sesal Marsaid.

Dengan bertambahnya Aqila Hanum dan Reyhan yang diduga meninggal karena DBD, maka jumlah korban DBD yang meninggal dunia mestinya menjadi 11 orang.

10 orang meninggal dunia pada Januari dan 1 orang meninggal pada Februari 2015.

Namun, Pemkab Jombang sejauh ini hanya mengakui jumlah korban meninggal dunia sebanyak 8 orang. Seluruh korban yang diakui sebagai korban DBD itu, meninggal dunia sebelum tanggal 27 Januari.

Pun demikian dengan jumlah kasus DBD di Jombang yang hanya diakui sebanyak 250. Jumlah itu merupakan verifikasi dan klarifikasi dari 466 laporan kasus pasien DBD yang dikirimkan sejumlah rumah sakit di Jombang.

Jumlah kasus tersebut juga ditegaskan Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko. “Sampai dengan saat ini, jumlahnya sama dengan kemarin (Kamis) sore, yakni 250 kasus dari 466 kasus yang dilaporkan. Untuk yang meninggal 8 orang,” tandasnya kepada TerasJatim.com, Jum’at (05/02).

Data tersebut belum termasuk laporan dari Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang yang hingga Kamis petang (04/02) belum selesai diverifikasi.

Pihak manajemen RSNU Jombang mengakui, adanya permintaan laporan pasien DBD yang diterima Dinkes Jombang, pada Rabu (03/02).

Sebelumnya, pihak RSNU mengungkapkan, ada 55 pasien dengan diagnosa DHF atau DBD yang dirawat di rumah sakit tersebut. Empat pasien diantaranya dirujuk ke RSUD Jombang. (MSi/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim