Ratusan Warga Pacitan Positif Bakteri Kencing Tikus, Dinkes Kurang ‘Sat Set’

Ratusan Warga Pacitan Positif Bakteri Kencing Tikus, Dinkes Kurang ‘Sat Set’

TerasJatim.com, Pacitan – Penanganan Leptospirosis di Kabupaten Pacitan, Jatim, dinilai kurang sat set. Jumlah kasus terus bertambah. Ratusan orang positif, 6 di antaranya meninggal terinfeksi bakteri yang disebut-sebut berasal dari kencing tikus itu.

Kepada dinkes setempat, Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, mengintruksikan untuk menjadi garda terdepan dan segera bertindak cepat sebelum bakteri ini mewabah, hingga menjadikan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Tentunya, instruksi itu harus ‘sat set’ segera dijalankan. Namun, kata bupati, hingga saat ini dinkes belum menunjukan aksi realnya. Pihaknya pun meminta untuk mengedepankan semangat kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Pentingnya semangat kolaborasi dan cepat tanggap. Coba dinkes perlihatkan untuk masyarakat, penanggulangan dan usaha preventif, sosialiaasi melalui penyuluhan intensif, terutama tindakan yang harus diambil, agar tertangani dengan baik,” ujar Mas Aji, Minggu (05/03/2023) kemarin.

Dengan semangat kolaborasi, mulai dengan warga, pemerintah desa, Forkopimcam, petugas medis Puskesmas, dan pihak-pihak lainnya, kata bupati, adalah bentuk sinergitas dan untuk bersosialisasi.

Mas Aji juga meminta dinkes agar secara intens mau bergerak ke pelosok desa, dan menyatukan pengertian dalam menghadapi permasalahan ini dengan stakeholder yang ada, untuk menekan pertambahan kasus ini maupun penyakit lain agar tidak menyebar. “Wujudkan masyarakat Pacitan sehat,” pintanya.

BACA: https://www.terasjatim.com/7-kecamatan-di-pacitan-tertinggi-kasus-kencing-tikus/

Selain itu, lanjut dia, perlunya pendataan terhadap masyarakat di lingkungan yang berpotensi terserang penyakit, untuk mendapatkan data yang konkrit menyangkut populasi bakteri, sehingga dapat diambil langkah tindak lanjut.

Di sisi lain, pihaknya melihat kepedulian dan kesadaran warga akan bahaya dari Leptospirosis ini dinilainya cukup tinggi. Menurutnya, aksi warga melakukan bersih-bersih secara gotong royong, mulai dari lingkungan sekitar rumah, hingga membersihkan tempat yang dianggap sebagai sarang tikus, laik dicontoh.

“Aksi cepat tanggap melalui kerja bakti inilah salah satu upaya guna cegah penyebaran bakteri Leptospira, agar jangan sampai terjadi lebih meluas atau penambahan kasus,” imbuh Mas Aji, usai melihat di sejumlah tempat melakukan bersih-bersih sarang tikus pada Minggu pagi.

Tren peningkatan kasus Leptospirosis di kota 1001 gua sebagaimana diketahui terus bertambah. Dalam sepekan terakhir, tercatat sudah mencapai 133 kasus positif per 5 Maret, dengan angka kematian 6, dan ratusan orang lainnya suspect. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim