7 Kecamatan di Pacitan Tertinggi Kasus Kencing Tikus

7 Kecamatan di Pacitan Tertinggi Kasus Kencing Tikus

TerasJatim.com, Pacitan – Makin hari, tren penderita positif Leptospirosis di Kabupaten Pacitan, Jatim, terus alami peningkatkatan. Kasus positif kini sudah tembus 100 lebih dalam sepekan terakhir. Tertinggi ada di 7 kecamatan.

Jumlah penderita (Leptospirosis) tersebar di 12 puskesmas, dengan jumlah kasus tertinggi ada di 7 puskesmas, yakni di Puskesmas Sudimoro, Puskesmas Ngadirojo, Puskesmas Tulakan, Puskesmas Kebonagung, Puskesmas Arjosari, Puskesmas Tegalombo, dan Puskesmas Pakis Baru Nawangan.

“Yang positif 114. Penyebarannya di 12 puskesmas ada. Dibanding tahun kemarin masih di bawahnya,” kata dr Daru Mustikoaji, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, tanpa membeberkan data dan menyebut jumlah kasus pada tahun lalu, Jumat (03/03/2023) kemarin.

Ratusan kasus positif tersebut terhitung dari data per 3 Maret, dengan catatan perhari rata-rata 5 sampai 10 orang yang datang di tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan atau gejala terinfeksi bakteri Leptospira.

Namun, kasus tersebut belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Bahkan mempertimbangkannya saja belum. Alasannya sederhana, karena kasusnya belum ada peningkatan 100 persen, atau status KLB itu akan ditetapkan ketika sudah memenuhi unsur-unsurnya. “Belum dipertimbangkan untuk KLB,” singkat dr Daru.

Bukan hanya belum mempertimbangkan KLB, upaya preventif atau pencegahan guna menekan angka kasus penyebaran bakteri Leptospira ini juga belum sepenuhnya berjalan, sehingga tidak menutup kemungkinan potensi penyebaran masih akan terus terjadi.

Sejauh ini, paparan bakteri Leptospira sudah merenggut nyawa 6 penderita, dengan beberapa di antaranya komorbid atau mempunyai riwayat penyakit lain. “Total yang meninggal 6. Yang 2 sudah ada komorbid, jantung dan DB (demam berdarah),” sebut dia.

BACA https://www.terasjatim.com/waspada-bakteri-kencing-tikus-renggut-nyawa-3-warga-pacitan/

Kondisi masyarakat di Kota 1001 gua yang tengah dilanda Leptospirosis, menjadi keprihatinan bagi pemangku kebijakan. Mereka menitik harap, agar ada langkah-langkah yang pasti untuk pencegahan dan penanganan.

“Kami selaku wakil masyarakat berharap agar pemerintah daerah segera bergerak, untuk memberikan langkah-langkah konkrit dan memberikan sosialisasi masif ke masyarakat, agar jumlah korban tidak bertambah,” harap Ronny Wahyono, Ketua DPRD Pacitan, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat sore.

Memiliki gambaran secara utuh bagi masyarakat, kata Ronny, akan meminimalisir dan menekan laju pertambahan jumlah kasus Leptospirosis, terlebih infeksi dari bakteri ini dapat mengancam nyawa penderita.

“Buat saya, itu (Leptospirosis) berbahaya, karena bisa menyebabkan kematian. Masyarakat juga harus tahu, paham penyebab dan bagaimana penularannya, sehingga masyarakat bisa mencegah serta bagaimana penanganannya, baik penanganan sementara dan seterusnya,” urainya.

“Jadi, masyarakat harus dapat gambaran secara utuh terkait Leptospirosis ini, agar bisa dicegah dan ditangani segera mungkin,” imbuh Ronny.

BACA https://www.terasjatim.com/awas-kasus-bakteri-kencing-tikus-di-pacitan-melonjak-3-kali-lipat/

Terpisah, Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, menjelaskan, upaya pencegahan dan penanganan Leptospirosis memang harus segera dilakukan. Kepada dinkes, dia berharap, agar mengedepankan semangat kolaborasi dengan melibatkan berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah desa, Forkompincam, dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada.

“Jangan merasa mampu bekerja sendiri. Libatkan semua perangkat daerah. Publish data perkembangan kasus. Informasi itu penting,” kata dia.

Di satu sisi, bupati menitikberatkan agar Dinas Kesehatan Pacitan dapat memaksimalkan kinerjanya demi mengatasi permasalahan kesehatan yang saat ini tengah terjadi. Dinkes, kata Mas Aji, sapaan akrabnya, memiliki peran penting dalam penanganan kasus Leptospirosis.

“Ya jelas saya merasakan apa yang dialami masyarakat Pacitan. Harusnya Dinkes sudah ada di garda terdepan dalam rangka penanggulangan penyakit yang tengah mewabah ini,” tukasnya.

Informasi yang dirangkum TerasJatim.com, kabarnya dalam waktu dekat ini warga masyarakat di Pacitan akan melakukan penangkapan tikus secara serentak dengan menggunakan trap atau perangkap sebanyak 50 buah, yang saat ini terpasang di Kecamatan Nawangan.

Nantinya, tikus-tikus yang tertangkap itu akan diserahkan ke dinkes setempat, untuk dilakukan identifikasi dan pengambilan ginjal. Selanjutnya, akan diperiksa di laboratorium dengan metode PCR, untuk mengetahui adanya bakteri Leptospira. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim