Pemkab Jombang Diduga Tutupi Data Korban DBD

Pemkab Jombang Diduga Tutupi Data Korban DBD

TerasJatim.com, Jombang – Data kasus korban Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang mulai diragukan kebenarannya.

Keraguan tersebut mengacu pada data pasien DBD yang dirawat di dua rumah sakit di Jombang selama Januari 2016.

Menurut Aan Anshori, Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LINK), validitas data korban DBD menjadi pantas diragukan karena terjadi selisih
yang cukup tinggi antara data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dengan data dari dua rumah sakit di Jombang.

“Ada perkembangan menyakitkan terkait teror DBD di Jombang. Jumlah kasus yang diakui Pemkab Jombang beberapa waktu lalu yang hanya 235 kasus, ternyata sangat tidak akurat,” demikian ungkap Aan Anshori dalam rilisnya yang diterima TerasJatim.Com, Selasa (02/02).

Disebutkan, mengacu pada data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang serta Rumah Sakit Kristen Mojowarno (RSKM), jumlah korban DBD di Jombang pada Januari 2016 mencapai lebih dari 400 orang.

Sementara, data yang disampaikan Dinkes Jombang, selama Januari tahun ini jumlah korban DBD di wilayah Jombang sebanyak 235 orang dengan angka kematian 8 orang.

Sajian data tersebut, menurut Aan Anshori, terlihat adanya upaya sengaja untuk melakukan kebohongan publik dalam penyajian data korban DBD. “Saya menduga kuat pemkab Jombang sengaja menutupi hal ini. Mereka tidak berterus terang terkait data yang sebenarnya,” kata Dewan Ahli Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang ini.

Data pasien DBD yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang dan Rumah Sakit Kristen Mojowarno (RSKM), menunjukkan angka yang lebih tinggi dari pada data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

Berdasarkan penelusuran TerasJatim.com, data dari RSKM dan RSUD Jombang menunjukkan jumlah penderita DBD sepanjang Januari tahun ini mencapai 435 orang.

Di RSK Mojowarno, jumlah pasien DBD sepanjang Januari 2016 mencapai 215 orang. “Jumlahnya ada 215 pasien dengan diagnosa DHF, rata-rata per hari 7 orang. Ada dua orang yang meninggal dunia,” ungkap dr. Sunu Hastutik, Kepala Bagian Humas RSKM, Selasa (02/02).

Sementara di RSUD Jombang, sebagaimana disampaikan Direktur RSUD Jombang, dr. Puji Umbaran, jumlah pasien dengan diagnosa terjangkit virus nyamuk demam berdarah, sebanyak 220 orang sepanjang Januari kemarin.

Di rumah sakit milik Pemkab Jombang tersebut, 7 orang pasien DBD yang meninggal dunia. “Jumlah kunjungan pasien DBD, yang telah laporkan kepada Dinas Kesehatan sebanyak 220 orang. Rata-rata kunjungan sudah turun, sekarang ini rata-rata 5 pasien,” katanya, Senin (01/02).

Sedangkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Mas Imam Ali Affandi, menegaskan jika selama Januari 2016, jumlah korban DBD sebanyak 235 orang. Dari jumlah itu, 8 orang diantaranya meninggal dunia.

Dipaparkan, jumlah tersebut merupakan rekapitulasi dari seluruh rumah sakit yang ada di Kabupaten Jombang. Termasuk, data tambahan dari RS Sakinah Kabupaten Mojokerto.

“Sampai kemarin itu 235 orang. Hari ini belum kita rekap,” katanya saat ditemui TerasJatim.com di kantor DPRD Jombang, Selasa (02/02).

Dia mengungkapkan, Kabupaten Jombang belum menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk wabah demam berdarah karena kriteria yang dibutuhkan, seperti peningkatan jumlah kasus hingga dua kali lipat, belum terpenuhi. (MSi/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim