Pelaku Tragedi Berdarah di Temon Pacitan Belum Tertangkap, 7 Sekolah Lakukan Belajar Daring

Pelaku Tragedi Berdarah di Temon Pacitan Belum Tertangkap, 7 Sekolah Lakukan Belajar Daring

TerasJatim.com, Pacitan – Pasca tragedi berdarah di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jatim, pada Sabtu malam, atau 2 hari kemarin, ada 7 sekolah di desa tersebut terpaksa belajar daring.

Para wali murid mengambil inisiatif agar putra putrinya tidak berangkat ke sekolah untuk sementara waktu. Hal ini bukan tanpa sebab, lantaran pelaku berinisial WW, warga asal Desa Kayen, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, hingga kini masih dalam pencarian.

Pantauan TerasJatim.com di sejumlah sekolah yang ada di desa tersebut, terlihat memang tidak ada kegiatan pembelajaran. Begitu pula aktivitas warga, sebagian tampak seperti biasa, sebagian lagi menutup rapat daun pintu rumah mereka.

BACA JUGA: https://www.terasjatim.com/sabtu-malam-tragedi-berdarah-di-temon-pacitan/

Di SMP PGRI Temon misalnya, sekolah yang beralamatkan di RT 03, RW 02, Dusun Drono, pada Senin ini nampak tidak ada pergerakan. Gerbang hingga ruang kelas tampak dikunci, dan tidak ada satu pun murid atau guru yang berseliweran di sekolah itu.

Kemudian di SDN 2 Temon, di sekolah salah satu korban pembacokan ini juga terlihat tidak ada aktivitas pembelajaran, selain para guru yang siaga di sekolah itu. Mereka berada di ruang guru. Menghadap laptop, lalu jari jemarinya berselancar di papan ketik.

Para guru itu memberi tugas kepada murid melalui daring atau dalam jaringan. Sesekali, mereka tampak melakukan komunikasi dengan wali murid, atas pekerjaan yang telah dilayangkan.

Mulai Minggu malam kemarin, para guru di SDN itu telah melakukan komunikasi, koordinasi dengan para orang tua murid. Para murid menyatakan belum berani masuk ke sekolah. Pun para orang tua yang juga belum berani mengantar putra putrinya ke sekolah. Hal ini mengingat kondisi di Desa Temon yang bisa dibilang belum kondusif, dan jarak tempuh dari rumah ke sekolah cukup jauh.

“Dari 103 murid (kelas I-VI), itu kita list tadi malam, ada 98 anak menyatakan tidak berani ke sekolah. Kemudian kepala sekolah koordinasi dengan pengawas, akhirnya disepakati mulai dari SDN Temon 1 sampai 4 itu belajar daring,” ujar Sumaryati, guru kelas 3 SDN 2 Temon, Senin (22/09/2025).

“Gurunya tetap masuk, kita buat pembelajaran, tugas-tugas lewat daring. Kami juga komunikasi dengan wali murid untuk mendampingi pembelajaran putra putrinya. Jadi tidak libur, mulai jam pertama sampai jam pulang sekolah, itu ada tugas-tugasnya,” sambung dia.

Ia menceritakan, dampak dari peristiwa itu cukup mempengaruhi psikis anak. Para murid merasa takut dan was-was, bahkan untuk pergi ke kamar mandi, atau ambil makan di dapur minta ditemani.

“Waktu kami takziah ke rumah duka, kebetulan ngobrol dengan wali murid, dan ini (kejadian) sangat berpengaruh dengan psikis anak. Bahkan sekarang, anak itu kalau mau ke kamar mandi, ambil makan di dapur, itu betul-betul tidak berani,” ungkapnya, sembari berharap situasi segera kembali normal.

Tercatat, ada 7 sekolah di Desa Temon yang melakukan belajar daring. Di antaranya yakni, 4 sekolah dasar negeri (SDN), 1 madrasah ibtidaiyah (MI), 1 madrasah tsanawiyah (MTs) dan 1 SMP PGRI Arjosari.

“Semua sekolah di Desa Temon diliburkan. Wali muridnya mengambil inisiatif untuk meliburkan putra putrinya, untuk tindakan pencegahan,” ujar Didik Darmawan, Camat Arjosari.

Untuk libur para murid tersebut, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) masih melakukan kajian bagaimana laiknya ke depan. “Sementara ini masih kita kaji dengan kepala desa, bagaimana ke depannya. Apakah menunggu pelaku ketangkap atau kondusifitas di wilayah Desa Temon,” jelas Camat.

Menurutnya, kondisi di masyarakat masih bergejolak, karena pelaku belum jua ketemu. Aparat gabungan bersama warga, hingga saat ini pun masih melakukan pencarian, dengan menyisir wilayah yang seluruhnya adalah perbukitan. “Ketika insiden terjadi, itu ada ancaman bagi masyarakat yang melihat (pelaku), dan keluarga lainnya di Desa Temon ini,” katanya.

“Kami mohon doa restu kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan, supaya pelaku pembacokkan ini segera ketemu, dan wilayah Desa Temon bisa aman, lancar dan kondusif,” imbuh Didik. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim