Panggil Nama Jokowi, Seorang Ibu di Pacitan Minta Dibangunkan Jalan Layak

Panggil Nama Jokowi, Seorang Ibu di Pacitan Minta Dibangunkan Jalan Layak

TerasJatim.com, Pacitan – Baru-baru ini, akun TikTok bernama @ciciliapurwan yang diketahui warga di Kabupaten Pacitan, Jatim, membuat heboh jagad maya. Pasalnya, pada postingan yang viral itu sudah ditonton lebih dari 2,3 juta viewer.

Dalam video berdurasi 59 detik yang diunggah pada Senin (17/10/2022) kemarin itu, memperlihatkan seorang perempuan memakai mantel sedang berjalan kaki. Sembari menggendong putrinya yang hendak berangkat ke sekolah, wanita itu memohon dan minta tolong kepada lurah, camat, bupati hingga Presiden Jokowi, agar membantu memperbaiki jalan menuju rumahnya.

“Pak Lurah, Pak Bupati, Pak Camat, Pak Presiden Jokowi, tolong kami perbaiki jalan ini pak. Kami berangkat sekolah harus gendong anak seperti ini pak,” ucap dia, dikutip TerasJatim.com dari unggahan akun TikTok @ciciliapurwan.

“Mohon…mohon…, bantu kami. Bantu perbaiki jalan kami pak. Lihat, kakiku harus kependam seperti ini. Ya Allah..ya Tuhan. Iki lor koyo ngene lur, kahanane koyo ngene lur, ya Allah,” sambung dia, sembari meneteskan air mata.

Penelusuran TerasJatim.com, akun TikTok @ciciliapurwan itu adalah milik seorang ibu rumah tangga bernama Boyati (43), warga RT 31, RW 14, Dusun Wates, Desa Pager Lor, Kecamatan Sudimoro, Pacitan.

Saat dikonfirmasi, ibu satu anak itu membenarkan bahwa akun dan video itu adalah miliknya. Meski demikian, ia tidak menduga jika unggahan video di TikTok miliknya itu akan viral.

“Iya betul sekali. Aku tidak tahu kalau itu (video) akan viral. Karena kalau berangkat (antar) sekolah kebiasaan bawa handphone. Aku merasa kesulitan di sini, akhirnya aku membuat video itu di TikTok,” ungkap Boyati, Selasa (18/10/2022) sore.

Dia mengatakan, jika kondisi jalan menuju rumahnya rusak dan berlumpur. Boyati yang mengantar putrinya bernama Cicilia (6) ke sekolah Taman Kanak Kanak (TK), di Desa Sudimoro, juga mengaku kesulitan terkait jalan yang dia lalui itu. “Jalannya seperti ini, berlumpur dan licin. Ini sangat menyulitkan kami sebagai warga Desa Pager untuk aktivitas keluar, dari rumah ke jalan raya,” katanya.

“Kondisi ini sudah lama. Sejak kakek nenek saya sudah seperti ini. Belum pernah ada perbaikan sama sekali. Panjangnya sekitar 200 meter. Harapannya dibangunkan jalan yang layak untuk kami di sini,” sambung Boyati menambahkan.

Pantauan di lapangan, dari jalan utama atau Jalan Kabupaten Sukorejo-Klepu, akses menuju rumah Boyati, memiliki jarak sekitar 1 kilometer, dengan medan naik turun dan tidak sedikit terdapat tikungan.

Dari jalan raya itu, sekitar 850 meter dalam kondisi sudah dirabat, baik rabat penuh maupun rabat dua sisi. Sedangkan yang belum tersentuh semen dan seperangkatnya atau masih berupa tanah liat, memiliki panjang sekitar 150 meter.

Camat Sudimoro, Khemal Pandu Pratikna, membenarkan jika kondisi jalan yang viral melalui akun TikTok @ciciliapurwan itu pemiliknya adalah Boyati, warga Desa Pager Lor. Namun demikian, kata dia, ada beberapa hal yang perlu dipahami dan diluruskan atas informasi-informasi yang kurang tepat.

“Perlu dipahami bahwa rumah Boyati itu terpisah dengan pemukiman yang lain di RT 31. Terpisah sungai dan jurang. Jadi rumah Boyati dan 4 rumah tangga lainnya (di RT 31) itu menyendiri. Kalau kita ke rumahnya harus memutar melalui Desa Sudimoro,” terang Camat, saat ditemui TerasJatim.com, di ruang kerjanya, Selasa sore.

Di samping itu, Pandu, sapaan akrabnya menjelaskan, kondisi jalan menuju rumah Boyati dari jalan kabupaten atau dari Desa Sudimoro, separuh lebih sudah dirabat. “Sekitar 850 meter dalam bentuk cor blok maupun cor dua sisi, melalui dana desa maupun bantuan keuangan kabupaten,” bebernya.

Sehingga, lanjut dia, ketika ada informasi yang kurang tepat atau komentar dari netizen yang mengatakan jika jalan menuju rumahnya keseluruhan rusak itu tidak benar. “Sekitar 150 meter itu memang belum dilakukan pengerasan. Masih tanah liat. Dan itu pun merupakan jalan buntu, di mana titik terakhirnya rumah saudara Boyati,” bebernya.

Disoal terkait status jalan tersebut, Pandu menegaskan bahwa itu bukan jalan kabupaten. Di sisi lain, pihaknya masih akan konfirmasi dengan pihak desa setempat terkait jalan menuju rumah Boyati, apakah termasuk jalan lingkungan atau bukan.

“Kita masih konfirmasi dengan desa, karena yang manfaatkan cuma 4 KK (kepala keluarga). Kemungkinan bukan termasuk jalan lingkungan. Jadi, tidak seperti tanggapan netizen jika jalan itu dimanfaatkan orang banyak,” urai Pandu.

Sebagai upaya tindak lanjut, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik RT, kasun dan kepala desa dan pemkab terkait penyelesaian persoalan yang ada di wilayahnya itu. “Yang jelas kami akan menggunakan kearifan lokal untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kami dari pemerintah akan berusaha mencari solusi terbaik dan melibatkan struktur pemerintahan resmi,” tukasnya. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim