Nasib Sopir Angkutan Bojonegoro-Babat, Ngenes

Nasib Sopir Angkutan Bojonegoro-Babat, Ngenes

TerasJatim.com, Bojonegoro – Nasib para sopir kendaraan angkutan umum jurusan Bojonegoro-Babat kian hari seolah kian meredup. Bagaimana tidak, di tengah tingginya harga kebutuhan pokok, ternyata pendapatan mereka dari narik angkutan semakin tidak menentu, bahkan tak jarang para sopir harus nomboki setoran, gara-gara sering terkena tilang.

“Mundak suwe mundak angel golek pekayaan nyopir angkutan iki. Penumpange jarang-jarang soalnya semua sudah pada pakai sepeda motor. Satu-satunya penumpang andalan ya cuma anak sekolah, itupun kebanyakan anak SMP,” ujar Riyadi, salah satu sopir angkutan kepada TerasJatum.com, Sabtu (24/10).

Ia mengisahkan, beda dulu dengan sekarang. Era tahun 90-an hingga tahun 2005-an menjadi sopir angkutan Bojonegoro-Babat merupakan sebuah pekerjaan yang sangat menjanjikan. Dulu, saat kebutuhan pokok relatif murah, penghasilannya dari narik angkutan terbilang turah-turah.

Dulu, menurutnya, sopir-sopir angkutan termasuk dirinya menganggap kecil dan meremehkan penumpang kalangan anak sekolah atau yang biasa mereka sebut AS atau burung kuntul, lantaran bayarnya cuma setengah harga. Namun kini, ia dan juga para sopir angkutan lain menganggap barisan si kuntul itu merupakan berkah untuk mengisi kendil keluarga agar tidak ngguling.

Nek mbiyenono kuntul nyegat yo langsung amblas pura-pura gak ngerti, tapi saiki yo direwangi nge-tem di depan sekolahan-sekolahan. Moso kuwalat jaman mbiyen?,” keluhnya sambil berkelakar.

“Menurutnya, rata-rata pendapatan mobil angkutan seperti yang ia jalankan tak lebih dari Rp. 80-Rp.100 ribu. Itupun, kata dia, merupakan pendapatan kotor belum termasuk setoran. Ia mengaku untuk setoran mobil angkutan seperti miliknya itu Rp. 60 ribu, jadi pendapatan sehari narik berkisar antara Rp. 20 ribu hingga Rp. 40 ribu belum kepotong biaya makan.

“Makanya, sangat jarang angkutan Bojonegoro-Babat yang menggunakan jasa kernet. Terus terang ae gak kuat mbayari kernet’e. Kalau dulu sehari bisa menghasilkan 200-300 ribu itupun setorannya ringan,” jelasnya.

Yang paling mengenaskan, imbuhnya, sudah cari uang susah, sekarang ini mobil angkutan seolah-olah menjadi sasaran empuk ditilang polisi dan DLLAJ. (Saiq/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim