Muncul Banner Curhat, Sekaligus Sindir ‘Penguasa’ Bojonegoro

Muncul Banner Curhat, Sekaligus Sindir ‘Penguasa’ Bojonegoro

TerasJatim.com, Bojonegoro – Aksi ‘ngudal rasa’ alias curhat info grafis dengan media banner atas tak stabilnya harga kebutuhan pokok, terutama soal minyak goreng, muncul di kawasan Kota Bojonegoro, tepatnya di pertigaan Kelurahan Banjarejo, Kota Bojonegoro Jatim, pada Minggu (13/02/2022).

Pantauan TerasJatim.com, ngudal rasa melalui spanduk tersebut dengan tulisan bernada protes terhadap pemerintah atas kesulitan yang kini dialami warga. Tak hanya soal langkanya minyak goreng, tulisan spanduk itu juga diduga menyindir gaya kepemimpinan Bupati Anna Mu’awanah selama ini.

Diketahui. ada 2 spanduk berisi tulisan berbeda yang juga viral di jejaring sosial. Satu spanduk bertuliskan; KEDELAI MAHAL, MINYAK GORENG MAHAL, WAHAI PENGUASA, JANGAN HANYA MIKIR PROYEK JALAN DAN JEMBATAN, LIYANE YO DIPIKIR TO….,”

Sedangkan satu spanduk lain di tempat yang dipasang secara berjarak tersebut, berisikan tulisan; WONG BOJONEGORO BUTUH PEMIMPIN, BUKAN PENGUASA..! sak karepe dewe,…dupeh lan dumeh.

Dari beberapa pengguna jalan baik warga sekitar maupun yang tengah melintas, mengaku tak tahu persis kapan spanduk itu dipasang. Tetapi dari sejumlah warga yang sempat diwawancarai TerasJatim.,oom, nyaris semua setuju dengan isi tulisan spanduk dimaksud.

“Ya enggak tahu siapa dan kapan memasang spanduk itu. Tapi isinya masuk akal dan memang itu yang kita rasakan,” ujar salah satu warga yang mengaku bernama Nanang Fatoni, saat ditemui TerasJatim.com di warung kopi tak jauh dari lokasi spanduk dipasang.

Nanang, yang megaku sebagai mantan aktivis kampus di Jogja itu bahkan mengaku prihatin melihat situasi elit Bojonegoro saati ini. Ia menyebut, penguasa Bojonegoro sudah terang-terangan pecah kongsi meski Pilkada masih jauh

“Lha yo kok iso ngunu kuwi lho terus piye nasib’pe rakyat Jonegoro? Mosok Bupati kok gak akur karo wakil e. Kabeh yo ngerti, wes ra keno ditutupi. Bupati dilaporno pencemaran nama baik keluargane Wabup. Masio dihentikan pihak kepolisian tapi kan yo isin-isini leh,” ujar dia sembari mencecap kopi dalam cangkir cilik khas Bojonegoro, pesanannya.

Sementara itu, Agus (48) warga asal Soko Tuban, yang tengah mencari nafkah di Bojonegoro, mengaku heran saat mendengar kabar bahwa Bupati dan Wabup Bojonegoro sudah tidak sejalan dan diketahui masyarakat luas.

“Kalau tidak kompak ya masyarakat yang kena dampaknya. Saya kenal beberapa kepala desa sini yang mengaku serba salah karena ributnya Bupati dan Wabup ini. Sebagai orang Tuban, saya hanya sekedar tahu dan nggak ikut-ikut urusan penguasa daerah lain lah,” tukasnya. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim