Mendulang Rupiah, Dari Budidaya Pepaya Kalina di Lahan Kering

Mendulang Rupiah, Dari Budidaya Pepaya Kalina di Lahan Kering

TerasJatim.com, Lamongan – Pepaya Kalina merupakan jenis pepaya hasil penelitian anak negeri yang membanggakan. Selain rasanya yang manis, tanaman pepaya jenis kalina ini sangat cocok untuk menghidupkan lahan kering. Di musim kemarau seperti saat ini para petani pepaya kalina masih bisa menikmati panen berlimpah.

Sudah hampir dua tahun, beberapa petani di Desa Candi Sari Kecamatan Sambeng menanam pepaya jenis kalina. Kalina merupakan jenis pepaya dalam negeri yang dikembangkan oleh pusat penelitian institut pertanian bogor.

Pepaya hasil penelitian anak negeri ini tidak kalah jika dibanding dengan pepaya impor. Selain rasanya manis, pepaya ini juga memiliki buah yang cukup padat sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.

Menurut Achsanudin (42 tahun) petani setempat, pepaya kalina ini cocok ditanam di daerah kering sehingga petani di desa candi sari yang berada di wilayah selatan lamongan ini antusias untuk menanamnya. Lahan yang ditanami pepaya ini sebelumnya merupakan lahan yang ditanami kedelai dan jagung.

Pepaya kalina baru bisa dipanen jika sudah berusia tujuh bulan. Namun setelah berbuah, Para petani bisa melakukan panen antara lima hingga tujuh hari sekali. Sementara peremajaan pohon bisa dilakukan setelah pepaya berusia tiga tahun.

Harga satu buah pepaya mencapai dua ribu hingga tiga ribu rupiah perbuah, tergantung dari ukuran dan kualitas buah. Petani yang memiliki satu hektare kebun pepaya bisa meraup penghasilan dua puluh hingga tiga puluh juta per bulan.

Untuk memasarkan buah pepaya tidak sulit karena sudah ada pihak yang menampung berapapun hasil panen petani. Rata-rata buah pepaya ini dipasarkan di toko buah tradisional dan modern di sebagian besar kota di pulau jawa.

Keberadaan pepaya kalina ini sangat membantu petani yang berada di wilayah yang kering dan pengairannya hanya mengandalkan air hujan. (Crus/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim