Lulus Kuliah, Sarjana Ekonomi Ini Pilih Dagang Terpal Yarnen

Lulus Kuliah, Sarjana Ekonomi Ini Pilih Dagang Terpal Yarnen
Ahmad Syarifudin, tampak sibuk menata dagangan Yarnen-nya

TerasJatim.com, Bojonegoro –  Hari ini, di depan sebuah warung kopi, seorang pria muda nampak sibuk menata tumpukan terpal yang tertata rapi yang berada di atas jok motornya.

Pria 23 tahun yang mengaku bernama Ahmad Syarifudin itu, mengaku hampir setiap hari berkeliling wilayah Bojonegoro, untuk “ngutangno” terpal dan beberapa perabot rumah tangga lainnya, seperti payung dan baju dengan sistem “yarnen” alias bayar panen.

Sudah setahun terakhir, tepatnya sejak lulus kuliah dari Fakultas Ekonomi sebuah kampus swasta terkemuka di Malang, Jawa Timur, dirinya menggeluti usaha tersebut.

Meski berstatus Sarjana Ekonomi, pria asal Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro tersebut mengaku lebih memilih dagang terpal keliling dibanding bekerja di perusahaan swasta atau bernafsu untuk berebut menjadi PNS.

“Rosulullah kan juga berdagang, saya sebagai pengikutnya pun ingin berdagang dan berdikari,” ujarnya sembari tersenyum.

Menurutnya, dengan berdagang  ia dapat meningkatkan jiwa enterprenuer yang kini mulai jamak dilakukan para pemuda di Indonesia.

“Saya tidak punya cita-cita jadi pegawai, gak perlu malu buat jualan, pokoknya hidup jangan bergantung sama orang lain,” katanya menambahkan.

Selama hampir setahun menjadi penjual terpal “yarnen” ini, diakuinya penghasilannya cukup menjanjikan.

Dengan sistem pembayaran saat musim panen tiba, banyak pembeli yang rata-rata petani berminat pada dagangannya. Keuntungan yang didapatkannya pun lebih tinggi.

Dengan modal sekitar Rp 40 juta, ia mampu memperoleh laba sekitar 60 % dari modal awal. “Kan terpalnya biasanya dipakai untuk mepe gabah. Ya Alhamdulillah selama ini pembayarannya lancar, dan omzet dari penjualan juga lumayan tinggi,” jelasnya lagi.

Kendati harus berjibaku dengan panas dan hujan setiap harinya, pria yang juga ngefans dengan budayawan Emha Ainun Nadjib ini tak ambil pusing, tanpa  “sambat” dan terus berkeliling menawarkan dagangannya.

Ia pun bercita-cita, suatu saat dapat menjadi pengusaha yang sukses.

Merintis usaha dari awal memang sangat berat, namun Fudin, sapaan akrab  Ahmad Syarifudin ini, meyakini bahwa sesuatu yang besar harus dimulai dari yang terkecil. “Intinya tetap optimisi, terus berusaha, ojok nuruti gengsi, nek kakehan gengsi yo berat mas,” pungkasnya sambil pamit untuk menjajakan terpal “yarnen”nya. (Saiq/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim